Sabtu, 31 Desember 2011

" sahabat mari kita renungkan ini bersama "


ღ Bismillah ღ

" sahabat mari kita renungkan ini bersama "

termasuk untuk diri ku pribadi
...
tahu kah wanita tempat teristimewa yang melengkapi dalam belahai rumah tangga.
kelembutan nya , kasih sayang nya mampu meluluhkan gunung es di hati adam
mempu meredakan hati yang sedang galau.
menjadi penyejuk di padang pasir sahara nya yang tandus.

tapi saat belum waktunya jangan lah seperti piala bergilir
cinta itu fitrah jadi jangan buat cinta itu menjadi fitnah.

saat kau mudah memberikan cinta sesunggahnya cinta itu yang akan menjadi bumerang untuk mu.
merobek-robek secara perlahan Nur mu
mengikis secara perlahan iman mu.

jangan mudah untuk memberikan cinta sesungguhnya itu amat berharga.

saat tak kau jaga hanya untuk tulang rusuk mu kau buka bak piala bergilir kau biarkan siapapun masuk melalui pintu hati mu.

setelah tercalar baru lah engkau berteriak "Tolong-Tolong " aku kemalingan ?

haruskah kau salahkan sang kumbang ?

tidak tapi kitalah sejauh mana kita menyetir suatu kehidupan untuk menuju cinta yang fitrah mengelak mana jalan yang rusak, dan berhati-hati saat jalan itu licin.
jangan sampai terpeleset dengan langkah mu.

Hakekatnya berhati-hati lah dalam memberikan cinta jangan mudah untuk memberikan cinta bak piala bergilir.

karna cinta itu tumbuh dari hati yang Allah anugrahkan pada sang pujaan hati yang Allah ridhoi bukan yang Allah murkai.

musabah cinta dalam ღ Madah Cinta ღ Mu Rabbi

Minggu, 11 Desember 2011

Ketika Cinta Bertakbir


Muhammad Zavied Firdaus



======ஜ۩۞۩ஜ========ஜ۩۞۩ஜ==========
Pemuda itu menangis tersedu-sedu di samping mihrab mesjid. Mushaf ia dekap erat-kuat ke dadanya. Sesekali ia me-lap air mata yang meleleh. Ia merasa begitu rapuh dan lemah. Begitu tak berdaya menghadapi seorang wanita. Ia telah tergila-gila pada wanita itu. Senyuman wanita itu bagai purnama di gelap gulita malam. Suara wanita itu laksana nyanyian bidadari yang merasuk ke pori-pori jiwanya.
Ia menangisi dirinya yang tak lagi bisa merasakan nikmatnya berzikir. Menangisi hatinya yang tak lagi bisa khusyuk dalam shalat. Menangisi pikirannya yang selalu membawanya terbang ke wanita itu. Oh, sungguh hebat deritanya. Dulu ia begitu kokoh dan teguh. Orang-orang menganggapnya seorang laki-laki yang punya prinsip dan berkarakter. Apalagi saat orang-orang tahu dia begitu mampu menjaga hubungan dengan wanita, popularitas keshalehannnya semakin dikenal dan menjadi buah bibir.
Itu dulu, namun kini ia begitu tak berdaya dan rapuh. Wanita itu betul-betul telah membuatnya terpikat. Seorang wanita yang dalam pandangannya begitu anggun dan sempurna. Cantik, manis, cerdas, hafal al-Qur`an, sopan dan lembut dan lain-lainya. Seorang wanita yang menurutnya layak dijadikan pasangan hidup menuju sorga. Seorang wanita yang semua kriteria calon istri dambaan ia temukan pada dirinya.
Hampir tiap malam ia menangis. Jika dulu, ia menangis di kegelapan malam karena dimabuk rindu pada Sang Pencipta, kini ia menangis karena dimabuk rindu pada makhluk-Nya. Apakah Allah tengah menguji dirinya. Apakah Allah tengah menguji kejujuran cintanya. Ataukah memang sudah waktunya ia menikah.
Ia teringat dengan pesan-pesan Ustadznya sebelum berangkat ke Mesir dulu, pesan-pesan yang masih terekam kuat dalam memorinya.
“Anakku, ketahuilah dalam perjalanmu menuntut ilmu nanti, kamu akan diuji dengan banyak hal, dengan kesusahan hidup, kesulitan biaya, lingkungan, kawan-kawan, dan lainnya. Teguhkan selalu niat di hatimu dan mintalah pertolongan pada Allah setiap waktu. Dan ingatlah, ujian terberat yang akan kamu hadapi nanti adalah wanita, maka berhati-hatilah menghadapi wanita. Jangan pernah mengikuti ajakan nafsu yang menyesatkan.”
“Anakku, berpacaran yang saat ini banyak digandrungi anak-anak muda adalah sikap laki-laki bermental kerupuk dan pecundang dan tipe wanita yang tak punya harga diri, menjalin hubungan secara syar`i dan menikahi dengan cara-cara yang baik, itulah akhlak seorang laki-laki yang didamba dan sikap seorang wanita calon penghuni sorga. Bila godaan itu terasa berat bagimu, berpuasa tak sanggup mengobatimu, maka menikahlah, insya Allah itu lebih berkah dan mengantarkan pada kebaikan.”
“Anakku, jika kamu mengira berpacaran itu adalah jalan menuju pernikahan, maka engkau telah tertipu oleh nafsumu. Engkau telah termakan bujuk rayu setan durjana. Apakah engkau mau memetik buah dari pohon sebelum waktunya? Apakah engkau mau membeli barang yang telah usang dan pernah dipakai orang?”
“Anakku, janganlah engkau mengira, pacaran yang Ustadz maksud bertemu dan jalan berdua-duan semata, tapi jagalah matamu, pendengaranmu, hatimu dan pikiranmu. Janganlah menjadi pemuda yang lemah. Ingatlah, engkau adalah pemimpin, jangan biarkan hawa nafsu yang memimpinmu.”
“Jika suatu saat nanti, dorongan untuk menikah begitu kuat dan menyesak di dadamu, engkau merasa telah siap, namun orang tua belum merestui dan ada jalan lain yang menghambat. Ustadz sarankan, bersabarlah, bersabarlah, dan bersabarlah. Sembari terus mencoba dan berdoa tiada henti pada Allah. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar. Dan ketahuilah, orang-orang yang sabar akan mendapatkan pahala yang berlipat, dan orang-orang sabar akan memetik mutiara iman yang begitu banyak dalam kesabarannya itu. Dan yakinlah sesungguhnya bersama satu kesulitan ada banyak kemudahan.”
“Anakku, jangalah engkau tergoda oleh nafsumu, janganlah engkau tertipu dengan bisikan musuhmu, setan durjana. Mungkin Allah tengah mengujimu, dan menyiapkan untukmu hadiah yang indah. Maka selalulah berbaik sangka pada Allah.”
Nasehat-nasehat berharga itu begitu mampu menjadi penawar bagi hatinya yang gelisah. Tapi, itu hanya bertahan sebentar, ledakan perasaannya pada wanita itu ternyata lebih dahsyat dan meluap-luap. Pesan-pesan itu hanya bertahan sesaat, lalu ketika desakan perasaan itu kembali merasuki jiwa, ia menjadi begitu rapuh dan lemah.
Sampai pada akhirnya ia menelpon Ustadznya di Indonesia. Ia menceritakan kegelisahan hatinya, keresahan jiwa, dan gejolak rasa yang selalu menyesak di dadanya. Ustadznya berpesan kembali,
“Anakku, Ustadz bisa memahami keadaanmu, barangkali sudah waktunya bagimu untuk menggenapkan setengah agamamu. Ustadz sarankan lakukanlah shalat istikharah, jika engkau menemukan ada tanda-tanda ke arah sana, maka lakukanlah shalat hajat sebanyak-banyaknya, insya Allah, mudah-mudahan dengan cara demikian Allah membuka jalan untukmu. Mintalah pada Allah dengan air mata penuh harap, menangislah sejadi-jadinya di hadapan Allah. Yakinlah, Allah tidak akan menyia-nyiakan hamba-Nya.”
Satu tahun kemudian, sesudah kesabaran yang panjang, setelah menyelesaikan hafalan al-Qur`annya, ia pun menggenapkan setengah agamanya di penghujung bulan Juni 2010. Ia sangat bahagia. Kebahagiaan yang tak bisa dlukiskan dengan kata-kata. Ia telah menikah dengan wanita dambaannya, seorang wanita sorga yang Allah hadirkan ke bumi untuknya. Allah telah memilihkan untuknya seorang pendamping hidup yang mecintai Allah dan dirinya dengan sepenuh jiwa dan raga.
Tak sia-sia selama ini ia menjaga dirinya dari tergelincir pada perbuatan yang haram. Ia sampaikan kerinduannya terhadap wanita itu pada Allah setiap malam, ia titipkan penjagaan untuk wanita itu pada Allah setiap saat. Ia hantarkan doa-doa penuh ketulusan untuk kebaikan dan keselamatan wanita itu selama ini. Dan kini, Allah mengizinkannya untuk memetik buah kesabarannya selama ini. Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan hamba yang berserah diri pada-Nya.

ARTI SEBUAH PERNIKAHAN



Sebuah Renungan,......Semoga Bermanfaat terlampir kisah nyata yang bagus sekali untuk contoh kita semua (kisah ini pernah ditayangkan di MetroTV). Semoga kita dapat mengambil pelajaran.Ini cerita Nyata, beliau adalah Bp. Eko Pratomo Suyatno, Direktur Fortis Asset Management yg sangat terkenal di kalangan Pasar Modal dan Investment, beliau juga sangat sukses dlm memajukan industri Reksadana di Indonesia.

Apa yg diutarakan beliau adalah Sangat Benar sekali.Silahkan baca dan dihayati.Sebuah perenungan, Buat para suami baca ya…….. istri & calon istri juga boleh…

Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia yg sudah senja bahkan sudah mendekati malam, Pak Suyatno 58 tahun kesehariannya diisi dengan merawat istrinya yang sakit istrinya juga sudah tua. Mereka menikah sudah lebih 32 tahun. Mereka dikarunia 4 orang anak.Disinilah awal cobaan menerpa, setelah istrinya melahirkan anak keempat tiba2 kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan. Itu terjadi selama 2 tahun. Menginjak tahun ke tiga, seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang, lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi. Setiap hari pak suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan mengangkat istrinya keatas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja, dia letakkan istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian. Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum.
Untunglah tempat usaha pak suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan siang. Sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas waktu maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa2 saja yg dia alami seharian. Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak bisa menanggapi, Pak Suyatno sudah cukup senang, bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap berangkat tidur.

Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun, dengan sabar dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke 4 buah hati mereka, sekarang anak2 mereka sudah dewasa,tinggal si bungsu yg masih kuliah.Pada suatu hari…ke empat anak suyatno berkumpul dirumah orang tua mereka sambil menjenguk ibunya. Karena setelah anak mereka menikah, sudah tinggal dengan keluarga masing2 dan Pak Suyatno memutuskan ibu mereka dia yg merawat, yang dia inginkan hanya satu semua anaknya berhasil.

Dengan kalimat yg cukup hati-hati anak yg sulung berkata,”Pak kami ingin sekali merawat ibu, semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu, tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak……. . bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu”. Dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata2, “sudah yg keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak, dengan berkorban seperti ini kami suda tidak tega melihat bapak. Kami janji kami akan merawat ibu sebaik-baik secara bergantian”.

Pak Suyatno menjawab hal yg sama sekali tidak diduga anak2nya.”Anak2ku ………… Jikalau pernikahan & hidup didunia ini hanya untuk nafsu, mungkin bapak akan menikah…… tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian disampingku itu sudah lebih dari cukup,dia telah melahirkan kalian.. Sejenak kerongkongannya tersekat,… kalian yg selalu kurindukan hadir didunia ini dengan penuh cinta yg tidak satupun dapat dihargai dengan apapun. Coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaannya seperti ini?? Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang, kalian menginginkan bapak yg masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain? Bagaimana dengan ibumu yg masih sakit..”

Sejenak meledaklah tangis anak2 pak suyatno. Merekapun melihat butiran2 kecil jatuh dipelupuk mata ibu Suyatno….dengan pilu ditatapnya mata suami yg sangat dicintainya itu.. Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada Suyatno, kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat Istrinya yg sudah tidak bisa apa2.. Disaat itulah meledak tangis beliau dengan tamu yg hadir di studio, kebanyakan kaum perempuanpun tidak sanggup menahan haru.

Disitulah Pak Suyatno bercerita..”Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam pernikahannya, tetapi tidak mau memberi (memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian) itu adalah kesia-siaan. Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya, mencintai saya dengan hati dan bathinnya bukan dengan mata,dan dia memberi saya 4 orang anak yg lucu2..Sekarang dia sakit karena berkorban untuk cinta kita bersama… dan itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya. Sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit,,,”

Semoga bermanfaat,

seorang wanita yang dikenal taat beribadah.


Ada seorang wanita yang dikenal taat beribadah.



Ia juga menjalankan ibadah sunnah. Hanya satu kekurangannya, Ia tak mau berjilbab. Menutup auratnya. Setiap kali ditanya ia hanya tersenyum dan



menjawab



”InsyaAllah yang penting hati dulu yang berjilbab. ”



Sudah banyak orang



menanyakan maupun menasihatinya. Tapi jawapannya tetap sama.



Hingga di suatu malam.



Ia bermimpi sedang di sebuah taman yang sangat indah. Rumputnya sangat hijau, berbagai macam bunga



bermekaran. Ia bahkan bisa



merasakan segarnya udara dan wanginya bunga. Sebuah sungai yang sangat jernih



hingga dasarnya kelihatan, melintas dipinggir taman.



Semilir angin pun ia rasakan di sela-sela jarinya.



Ia tak sendiri.



Ada beberapa wanita disitu yang terlihat juga menikmati



keindahan taman. Ia pun menghampiri salah satu wanita. Wajahnya sangat bersih seakan-akan



memancarkan cahaya yang sangat lembut.



“Assalamu'alaikum,saudarik
u...

.”

“Wa'alaikum salam. Selamat datang saudariku”



“Terima kasih. Apakah ini syurga?”



Wanita itu tersenyum. “Tentu saja bukan, saudariku. Ini hanyalah tempat menunggu sebelum ke syurga ”



“Benarkah? Tak bisa kubayangkan seperti



apa indahnya syurga jika tempat menunggunya saja



sudah seindah ini. ”



Wanita itu tersenyum



lagi ”Amalan apa yang bisa membuatmu kemari, saudariku ?”



“Aku selalu menjaga waktu solat dan aku menambahnya dengan ibadah sunnah. ”



“Alhamdulillah..”



Tiba-tiba jauh di ujung taman ia melihat sebuah pintu yang sangat indah. Pintu itu terbuka.



Dan ia melihat beberapa wanita yang berada di Taman mulai memasukinya satu-persatu.



“Ayuh kita ikuti mereka” kata wanita itu setengah berlari.



“ Apa di sebalik pintu itu?” Katanya sambil mengikuti wanita itu



“ Tentu saja syurga saudariku” larinya semakin cepat



“ Tunggu..tunggu aku..”



dia berlari namun tetap tertinggal



Wanita itu hanya setengah berlari sambil tersenym



kepadanya. Ia tetap tak mampu mengejarnya meski ia sudah berlari. Ia lalu berteriak



“Amalan apa yang telah kau lakukan hingga engkau begitu



ringan ?”



“Sama dengan engkau saudariku.” jawab wanita itu sambil tersenyum



Wanita itu telah mencapai pintu. Sebelah kakinya telah



melewati pintu. Sebelum wanita itu melewati pintu



sepenuhnya, ia berteriak pada wanita itu.



“ Amalan apalagi yang kau lakukan yang tidak kulakukan ?”

Wanita itu menatapnya dan tersenyum.



Lalu berkata



“Apakah kau tak



memperhatikan dirimu, apa yang membedakan dengan



diriku ?”



Ia sudah kehabisan nafas, tak mampu lagi menjawab.



“ Apakah kau mengira Rabbmu akan mengizinkanmu masuk ke Syurga-NYa TANPA JIBAB MENUTUP AURATMU ?”



Tubuh wanita itu telah melewati pintu, tapi tiba-tiba kepalanya mengintip keluar, memandangnya dan berkata



”Sungguh sangat disayangkan amalanmu tak mampu membuatmu mengikutiku memasuki syurga ini untuk dirimu. Cukuplah syurga hanya sampai hatimu kerana niatmu adlah menghijabi hati.”



Ia terkejut..lalu terbangun.. beristighfar lalu mengambil air wudhuk. Ia tunaikan solat malam.

Menangis dan menyesali perkataanya dulu.. berjanji pada Allah sejak saat itu iaakan menutup auratnya.



SEmoga Berman'at InsyaAllah.

Ukhti yg dikasihi, jika kalian masih belum berjibab, ayuh marilaku lillahitaalaa.. jgn biarkan dirimu terus dibebani dosa setiap hari, takutlah dirimu kpd ALLAH, takuttlah juga dirimu kpd seksaan KUBUR dan juga sekaan API NERAKA. Marilah sebelum nyawa kita dikembalikan kpdNYA.

Kamis, 08 Desember 2011

MAKNA GERAKAN SHOLAT

Agan dan Aganwati berikut ini ane gambarkan makna gerakan sholat dari simbol setiap gerakan dengan nara sumber dari kakek tua banget dulu banget. Semoga jadi pendekatan untuk Agan dan Aganwati lebih memahami dan memicu untuk mempelajari lebih dalam lagi, sehingga ibadah Sholat Semakin Mantap

1. Takbiratul Ihram (Awal dan Akhir)

Pengawalan segala sesuatu, sbgm hidup dimulai kelahiran, sesuatu yg ada pasti ada awalnya. Dengan keimanan kita yakin bahwa semuanya berawal dari Allah. Maka dengan takbir kita mengembalikan kepada segala aktivitas kita adalah karena Allah, ujung rantai dari awal segala awal, tidak karena guru, orang tua, orang lain (rantai pengetahuan bahwa kita harus Sholat) atau karena rantai rasa takut, rasa terpaksa, tapi karena ujung rantai rasa itu sendiri Allah sang Pencipta Rasa. Takbiratul Ihram sebagai starting point Sholat, simbol starting perjalan hidup. Maknanya penyerahan totalitas pada yang Maha Awal bahwa karenaNya ada dan karenaNYa melakukan perjalanan hidup.

2. Berdiri (Gerak Perjalanan)

Berdiri lambang siap berjalan menjelajahi kehidupan, karena kalo duduk tidak mungkin berjalan, Tegak artinya kehidupan harus ditegakkan (ditumbuhkan) pada ruang waktu, iman harus ditegakkan, akhlak harus ditegakkan, amalan pribadi dan amalan sosial harus ditegakkan. Hadist : Sholat adalah tiang agama (agama didirikan/ditegakkan oleh sholat). Sebagaimana pohon tegak lalu pada titik ketinggian optimum kemudian berbuah. Dalam perjalanan itu kita memakan energi di bumi lalu diproses dengan aturan hukum Allah dan memeliharanya supaya tidak dirusak hama/penyakit untuk menghasilkan buah (hakikat hidup). Buah itu untuk bekal perjalanan kehidupan selanjutnya. Tanpa tegak ruang hidup tidak ada, karena tegak, maka ada titik atas dan bawah dalam satu garis dan bergerak sehingga menciptakan ruang. Sederhananya karena kita berdiri tinggi atap rumah kita tidak kurang dari 1 m, tapi bahkan lebih tinggi dari badan kita. Sehingga ada ruang rumah yang harus diisi. Begitu juga hidup jasmani dan ruhani kita harus ditegakkan dan ruang yang dihasilkannya harus diisi dengan keimanan, amal kebaikan, kesholehan, pengabdian yang iklas kepada Allah, dsb. Dalam tegak berdiri, posisi kepala tunduk, artinya dalam perjalanan hidup akan tunduk dan patuh pada segala Hukum dan Kehendak Allah bebas dari rasa kesombongan diri.Kedua tangan memegang ulu hati, simbol bahwa hati akan selalu dijaga kebersihannya dalam perjalanan hidup.

3. Rukuk (Penghormatan)

Mengenal Allah lewat hasil ciptaanNya . Dalam perjalanan hidup, pada ruang ciptaan Allah kita menemukan, menyaksikan dan merasakan bermacam-macam hal : tanah, air, gunung, laut, hewan, sistem kehidupan, rantai makanan, rasa senang, rasa sedih, rasa marah, kelahiran, kematian, pertengkaran, percintaan, ilmu alam, pikiran, manusia sekitar kita, Nabi Rosul , dsb pokoknya semua yang kita tahu dan kita rasa. Ini bukti bahwa Allah itu Ada sebagai Pencipta dari semua itu.

Dan kita tahu apabila tanpa petunjuk para Utusan Allah (Nabi dan Rosul) kita tidak akan tahu jika semua itu ciptaan Allah, dan dengan para UtusanNya kita tahu tujuan arah hidup serta cara mengisi hidup agar selamat. Sebagai contoh : suku primitif tanpa adanya bimbingan Agama, sesuai fitrah manusia tetap mengamati alam dan menyimpulkan bahwa ada yang menciptakan, tapi tidak tahu siapa Sang Pencipta sebenarnya, sehingga diekspresikan pada penyembahan batu, patung yang dianggap memiliki kekuatan penciptaan. Jadilah kita menghormati Para Utusan Allah (Rosul, Nabi, Malaikat) yang telah mengenalkan Allah pada kita serta menghormati langit bumi berserta isinya, serta termasuk kepada siapa yang mengenalkan Tuhan kepada kita seperti orang tua, guru. Penghormatan sebagai rasa terimakasih kita bahwa kita jadi tahu Tuhan itu seperti apa. Dalam penghormatan juga sebagai dinyatakan keinginan berpartisipasi untuk ambil bagian dalam pemeliharaan Ciptaan Allah ini dan tidak ingin merusaknya.

4. Itidal (Puja-puji pada Allah)

Kemudian kita berdiri lagi untuk mengisi perjalanan hidup dengan penuh puja dan puji pada Allah serta penuh syukur setiap saat sehingga tercipta kepatuhan dan ketaatan. Dengan mengetahui hasil ciptaan Allah maka akan tumbuh kekaguman dan kecintaan pada Allah sehingga tumbuh rasa cinta dan iklas atau dengan senang hati menjalani hidup sesuai Kehendak Allah.

5. Sujud (penyatuan diri dengan Kehendak Allah)

Jika berdiri di analogikan dengan perjalan jasadi maka Sujud dengan kaki dilipat, atau setengah berdiri adalah simbol dari perjalanan hati (rohani). Dangan sujud hati dan fikiran kita direndahkan serendahnya sebagai tanda ketundukan total pada segala kehendak Allah dan mengikuti segala kehendak Allah. Menyatu kan kehendak Allah dengan Kehendak kita. Contohnya :

Allah maunya kita Sholat, ya ane juga mau Sholat, kalo kata Allah jangan lakukan ya ane juga tidak akan lakukan, Kalau Allah tidak suka ya ane juga tidak suka, Kalau Allah cinta atau suka ya ane juga cinta dan suka pokoknya akin selalu sama (dan sehati) tidak akan sedikitpun bertentangan.

Dengan merekatkan kepala pada bumi dimana bumi adalah asal, tempat hidup dan tempat akhir hidup. Di bumi kita lahir di bumi kita menjalani waktu kehidupan, di bumi kita berladang amal, bumi menjadi saksi seluruh hidup kita, di bumi kita mati, di bumi kita dihukum (alam kubur). Merekatkan diri ke Bumi, bahwa awal dan akhir manusia dari dan ke bumi, berharap pada saat kematian keadaan diri kita sama saat dengan saat dilahirkan, yaitu dalam keadaan suci, sehingga bisa bertemu Allah.

Sujud dilakukan 2 kali dimaknai

Sujud pertama : penyatuan Kehendak Allah dengan Kehendak ruhani/hati/jiwa. Diselangi permohonan pada duduk antara 2 sujud

Sujud kedua : pernyataan Pengagungan Dzat Nya Allah personal antara makhluk dan Sang Pencipta, pernyataan ingin kembali pada Sang Pencipta akhir dari perjalanan.

6. Duduk antara 2 Sujud (Permohonan)

Pengungkapan berbagai permohonan pada Allah untuk memberikan segala kebutuhan yang diperlukan dalam bekal perjalanan menuju pertemuan dengan Allah, butuh sumber dukungan hidup jasmani dan ruhani, serta pemeliharaan dan perlindungan jasmani ruhani agar tetap pada jalan Allah.

7. Attahiyat : Pernyataan Ikrar

Tahap pemantapan, Karena perjalan hidup itu naik turun dan fitrah manusia tidak lepas dari sifat lupa maka perlu pemantapan yang di refresh dan diulang untuk semakin kokoh. Yaitu Ikrar Syahadat, dengan simbol pengokohan ikrar melalui telunjuk kanan. Sebelum Ikrar memberikan penghormatan untuk para Utusan Allah dan Ruh Hamba-hamba Sholeh (Auliya) yang melalui merekalah kita mengenal Allah juga melalui ajaranya kita dibimbing menujuNya dan menjadikan mereka menjadi saksi atas Ikrar kita. Sholawat menjadi pernyataan kebersediaan mengikuti apa yang diajarkan Rosululloh Muhammad SAW, dan menempatkannya sebagai pimpinan dalam perjalanan kita. Salam penghormatan kepada Bapak para Nabi Nabi Ibrohim yang menjadi bapak induk ajaran Tauhid. Kemudian diakhir dengan permohonan doa dan permohonan perlindungan dari kejahatan tipuan Dajal / Iblis untuk menjaga perjalanan tetap pada keselamatan dan berhasil mencapai Allah.

8. Salam

Salam adalah ucapan yang mengakui adanya manusia lain yang sama-sama dalam perjalanan (aspek kemasyarakatan) menunjukkan bahwa hidup ini tidak sendiri, sehingga hendaknya menyebarkan salam dan berkah kepada sesama untuk saling bahu membahu menegakkan kehidupan yang harmonis (selaras) dan tegaknya kedamaian, kesejahteraan dan keselamatan di bumi Allah.

Salam adalah penutup sekaligus awal dari mulainya praktek aplikasi Sholat dalam bentuk aktivitas kehidupan di lapangan hingga ke Sholat berikutnya. Nah salam itu simbol dari putaran yang dimulai dari kanan ke kiri dengan poros badan. Jika dihubungkan dengan Hukum Kaidah Tangan Kanan berarti arah energi ke atas, simbolisasi bahwa perjalanan digantungkan pada Allah SWT (di atas) sebagai penjamin keselamatan.

Semoga bermanfaat.

Kamis, 20 Oktober 2011

bismillah


bismillah

“A‘uzubillah himinashsyaitan nirrajim. Bismillahirrahmannirrahim”
Tafsirannya:
Aku berlindung dengan Allah daripada syaitan yang direjam, dengan nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Mengasihani…

Bacalah ayat ini sebelum anda memulai apa-apa saja kerja karena dengan bacaan ini akan keluarlah iblis dan syaitan yang berada didalam tubuh kita dan juga di sekeliling kita, mereka akan berlari keluar seumpama cacing kepanasan.

Sebelum anda masuk rumah, bacalah ayat di atas, kemudian bacalah surah Al-Ikhlas (iaitu ayat: Qulhuwallahuahad. Allahussamad. Lam yalid walam yu-lad. walam yakul lahu kufuwanahad.) sebanyak 3 kali.

Masuklah rumah dengan kaki kanan dan dengan membaca bismillah. Berilah salam kepada anggota rumah dan sekiranya tiada orang di rumah berilah salam karena malaikat rumah akan menyahut.

Amalkanlah bersolat karena salam pertama yang diucapkan pada akhir solat akan membantu kita menjawab persoalan kubur. Apabila malaikat memberi salam, seorang yang jarang bersolat akan sukar menjawab salam tersebut. Tetapi bagi mereka yang kerap bersolat, amalan daripada salam yang diucap diakhir solat akan menolongnya menjawab salam malaikat itu.

Sabda Rasulullah S.A.W yang bermaksud:

Barangsiapa membaca surah Al-Ikhlas sewaktu sakit sehingga dia meninggal dunia, maka dia tidak akan membusuk di dalam kuburnya, akan selamat dia dari kesempitan kuburnya dan para malaikat akan membawanya dengan sayap mereka melintasi titian siratul mustaqim lalu menuju ke syurga. (Demikian diterangkan dalam Tadzikaratul Qurthuby).

Rasulullah SAW pernah bertanya sebuah teka-teki kepada umatnya :

Siapakah antara kamu yang dapat khatam Qur’an dalam jangka masa dua-tiga menit? Tiada seorang dari sahabatnya yang menjawab. Malah Saiyidina Ummar telah mengatakan bahwa ianya mustahil untuk mengatam Qur’an dalam begitu cepat.

Kemudiannya Saiyyidina Ali mengangkat tangannya. Saiyidina Ummar bersuara kepada Saiyidina Ali bahawa Saiyidina Ali (yang sedang kecil pada waktu itu) tidak tahu apa yang dikatakannya itu. Lantas Saiyidina Ali membaca surah Al-Ikhlas tiga kali.

Rasulullah SAW menjawab dengan mengatakan bahawa Saiyidina Ali betul. Membaca surah Al-Ikhlas sekali ganjarannya sama dengan membaca 10 jus kitab Al-Quran. Lalu dengan membaca surah Al-Ikhlas sebanyak tiga kali qatamlah Quran karena ianya sama dengan membaca 30 jus Al-Quran.

Berkata Ibnu Abbas r.a. bahwa Rasulullah SAW telah bersabda:
Ketika saya (Rasulullah SAW) israk ke langit, maka saya telah melihat Arasy diatas 360,000 sendi dan jarak jauh antara satu sendi ke satu sendi ialah 300,000 tahun perjalanan. Pada tiap-tiap sendi itu terdapat padang sahara sebanyak 12,000 dan luasnya setiap satu padang sahara itu seluas dari timur hingga ke barat. Pada setiap padang sahara itu terdapat 80,000 malaikat yang mana kesemuanya membaca surah Al-Ikhlas. Setelah mereka selesai membaca surah tersebut maka berkata mereka: Wahai Tuhan kami, sesungguhnya pahala dari bacaan kami ini kami berikan kepada orang yang membaca surah Al-Ikhlas baik ianya lelaki maupun perempuan.

Sabda Rasulullah SAW:

Demi Allah yang jiwaku ditanganNya, sesungguhnya Qul HuwallahuAhadu itu tertulis di sayap malaikat Jibrail a.s, Allahhus Somad itu tertulis disayap malaikat Mikail a.s, Lamyalid walam yuulad tertulis pada, sayap malaikat Izrail a.s, Walam yakullahu kufuwan ahadu tertulis pada
sayap malaikat Israfil a.s.

Nota:
Jika sekiranya kawan-kawan ingin mengumpul saham akhirat, sampaikanlah ilmu ini kepada kawan2 yang lain. Seperti sabda Rasulullah SAW ‘Sampaikanlah pesananku walaupun satu ayat’.

Sesungguhnya apabila matinya seseorang anak Adam itu, hanya 3 perkara yang akan dibawanya bersama :

1) Sedekah/amal jariahnya
2) Doa anak-anaknya yang soleh
3) Ilmu yang bermanfaat yang disampaikannya kepada orang lain.

Sabtu, 15 Oktober 2011

Love Story Of Salman Al Farisi (Cinta Tak Harus Memiliki)


Love Story Of Salman Al Farisi (Cinta Tak Harus Memiliki)


Bismillaahir Rahmaanir Rahiim..



Assalaamu'alaikum Wa Rahmatullaah Wa Barakaatuh...



Salman Al Farisi memang sudah waktunya menikah. Seorang wanita Anshar yang dikenalnya sebagai wanita mukminah lagi shalihah juga telah mengambil tempat di hatinya. Tentu saja bukan sebagai kekasih. Tetapi sebagai sebuah pilihan dan pilahan yang dirasa tepat. Pilihan menurut akal sehat. Dan pilahan menurut perasaan yang halus, juga ruh yang suci.



Tapi bagaimanapun, ia merasa asing di sini. Madinah bukanlah tempat kelahirannya. Madinah bukanlah tempatnya tumbuh dewasa. Madinah memiliki adat, rasa bahasa, dan rupa-rupa yang belum begitu dikenalnya. Ia berfikir, melamar seorang gadis pribumi tentu menjadi sebuah urusan yang pelik bagi seorang pendatang. Harus ada seorang yang akrab dengan tradisi Madinah berbicara untuknya dalam khithbah. Maka disampaikannyalah gelegak hati itu kepada shahabat Anshar yang dipersaudarakan dengannya, Abu Darda’.



”Subhanallaah.. wal hamdulillaah..”, girang Abu Darda’ mendengarnya. Mereka tersenyum bahagia dan berpelukan. Maka setelah persiapan dirasa cukup, beriringanlah kedua shahabat itu menuju sebuah rumah di penjuru tengah kota Madinah. Rumah dari seorang wanita yang shalihah lagi bertaqwa.



”Saya adalah Abu Darda’, dan ini adalah saudara saya Salman seorang Persia. Allah telah memuliakannya dengan Islam dan dia juga telah memuliakan Islam dengan amal dan jihadnya. Dia memiliki kedudukan yang utama di sisi Rasulullah Shallallaahu ’Alaihi wa Sallam, sampai-sampai beliau menyebutnya sebagai ahli bait-nya. Saya datang untuk mewakili saudara saya ini melamar putri Anda untuk dipersuntingnya.”, fasih Abud Darda’ bicara dalam logat Bani Najjar yang paling murni.



”Adalah kehormatan bagi kami”, ucap tuan rumah, ”Menerima Anda berdua, shahabat Rasulullah yang mulia. Dan adalah kehormatan bagi keluarga ini bermenantukan seorang shahabat Rasulullah yang utama. Akan tetapi hak jawab ini sepenuhnya saya serahkan pada puteri kami.” Tuan rumah memberi isyarat ke arah hijab yang di belakangnya sang puteri menanti dengan segala debar hati.



”Maafkan kami atas keterusterangan ini”, kata suara lembut itu. Ternyata sang ibu yang bicara mewakili puterinya. ”Tetapi karena Anda berdua yang datang, maka dengan mengharap ridha Allah saya menjawab bahwa puteri kami menolak pinangan Salman. Namun jika Abu Darda’ kemudian juga memiliki urusan yang sama, maka puteri kami telah menyiapkan jawaban mengiyakan.”



Jelas sudah.



Keterusterangan yang mengejutkan, ironis, sekaligus indah. Sang puteri lebih tertarik kepada pengantar daripada pelamarnya! Itu mengejutkan dan ironis. Tapi saya juga mengatakan indah karena satu alasan; reaksi Salman.



Bayangkan sebuah perasaan, di mana cinta dan persaudaraan bergejolak berebut tempat dalam hati. Bayangkan sebentuk malu yang membuncah dan bertemu dengan gelombang kesadaran; bahwa dia memang belum punya hak apapun atas orang yang dicintainya. Mari kita dengar ia bicara.



”Allahu Akbar!”, seru Salman, ”Semua mahar dan nafkah yang kupersiapkan ini akan aku serahkan pada Abu Darda’, dan aku akan menjadi saksi pernikahan kalian!”



Cinta tak harus memiliki.



Dan sejatinya kita memang tak pernah memiliki apapun dalam kehidupan ini. Salman mengajarkan kita untuk meraih kesadaran tinggi itu di tengah perasaan yang berkecamuk rumit; malu, kecewa, sedih, merasa salah memilih pengantar –untuk tidak mengatakan ’merasa dikhianati’-, merasa berada di tempat yang keliru, di negeri yang salah, dan seterusnya. Ini tak mudah. Dan kita yang sering merasa memiliki orang yang kita cintai, mari belajar pada Salman. Tentang sebuah kesadaran yang kadang harus kita munculkan dalam situasi yang tak mudah.



Sergapan rasa memiliki terkadang sangat memabukkan. Rasa memiliki seringkali membawa kelalaian. Kata orang Jawa, ”Milik nggendhong lali”. Maka menjadi seorang manusia yang hakikatnya hamba adalah belajar untuk menikmati sesuatu yang bukan milik kita, sekaligus mempertahankan kesadaran bahwa kita hanya dipinjami. Inilah sulitnya. Tak seperti seorang tukang parkir yang hanya dititipi, kita diberi bekal oleh Allah untuk mengayakan nilai guna karuniaNya. Maka rasa memiliki kadang menjadi sulit ditepis.

Minggu, 09 Oktober 2011

dARI sAHAbat UnTuK SaHaBaT ^_^


Ya Allah…

Dalam perjalanan kehidupan ini telah Engkau jadikan bagiku seorang teman.

Sedangkan ia adalah diluar jangkauan dan sangkaan hambaMu ini.

Aku tetapkan baginya satu peraturan yang hanya Allah yang akan menentukan segalanya.

Ya Allah…

Dalam kekalutan begini, dia pergi menyendiri.

Dimanakah salahku wahai Tuhan dan tunjukkanlah dimana silapku.

Jangan Engkau biarkan aku begini..

Ya Allah…

Walau apa pun takdirMu terhadapku, maka disaat ini aku tahu dia perlukan pertolongan.

Oleh itu wahai Tuhan, aku dengan penuh rasa kehambaan yang penuh kehinaan memohon padaMu bagi pihaknya,

kerana dia adalah sahabatku.

Ya Allah…

Ampunilah daku dan sahabatku

dan masukkanlah kami kedalam rahmatMu

dan Engkau adalah Tuhan yang maha penyayang.

Ya Allah…

Jangan Engkau tinggalkan untuknya suatu dosa melainkan telah Engkau ampunkan.

Dan tiada suatu aibnya, melainkan telah Engkau tutupinya.

Tiada suatu dukanya melainkan telah Engkau hilangkan daripadanya. Tiada suatu hutangnya melainkan telah Engkau bayarkannya.

Tiada suatu kesakitan melainkan telah Engkau sembuhkannya.

Tiada suatu hajatnya dari keperluan dunia dan akhiratnya yang telah Engkau redhai

dan tepat untuknya melainkan telah Engkau tunaikan segalanya baginya

wahai Tuhan yang Maha Penyayang.

Ya Allah…

Lindunglah sahabatku dari hilangnya nikmatMu

dan berubahnya kesejahteraanMu

dan berbagai macam murkaMu.

Ya Allah…

Sungguhnya aku memohon kepadaMu

tabahkanlah dia dalam menghadapi segala urusan

dan kekuatan dalam menerima petunjukMu.

Ya Allah…

Kurniakanlah kepadanya jiwa ketaqwaan dan sucikanlah.

Engkaulah sebaik-baik yang mensucikannya.

Ya Allah…

Sungguhnya aku bermohon kepadaMu bagi pihaknya

dengan sabaik-baik permintaan, sebaik-baik permohonannya,

sebaik-baik kejayaannya dan sebaik-baik pahala baginya.

Tetapkanlah untuknya, beratkanlah timbangan kebaikannya.

Mantapkanlah imannya, tingkatkanlah derajatnya, terimalah solatnya

dan ampunkanlah dosa-dosanya.

Ya Allah,

aku memohon baginya kepadaMu tingkat yang tinggi di syurga.

Ya Allah perkenankanlah permohonanku.

Ya Allah…

Sesungguhnya Engkau mengetahui apa yang aku rahasiakan

dan apa yang aku perlihatkan,

maka ampunkanlah kealpaan dan kelalaiannya.

Dan Engkau mengetahui segala hajatnya, maka kabulkanlah permohonannya.

Ya Allah,

aku memohon baginya kepadaMu keimanan yang selalu mendampingi hatinya,

dan keyakinan yang kuat sehingga dia mengerti bahwasannya tidak akan menimpa dirinya kecuali apa yang telah Engkau tentukan baginya.

dan bahwasannya apa saja yang telah menimpa dirinya bukanlah semata-mata yang meluputkannya.

Dan apa saja yang telah meluputkannya bukanlah yang semata-mata menimpa dirinya.

Ya Allah…

Aku memohon baginya kepadaMu iman untuknya dalam menerima kebenaran.

Cahaya yang dia jadikan ikutan dan rezeki yang dirinya cukupkan.

Ya Allah…jadikanlah dia cinta kepadaMu dengan hatinya seluruhnya dan rela kepadaMu dengan segala kemampuan dirinya seluruhnya.

Ya Allah… jadikanlah cintanya seluruhnya hanya kepadaMu

dan amal perbuatannya seluruhnya hanyalah untuk mencari keredhaanMu.

Ya Allah…

Apa sahaja yang Engkau jauhkan darinya dari hal-hal yang dia cintai,

jadikanlah hal itu sebagai penguat untuknya mencintai apa yang Engkau cintai

dan jadikanlah cintanya kepadaMu sebagaimana Engkau mencintai.

Ya Allah…

Cukuplah diriMu bagiku, tiada Tuhan selain Engkau.

Hanya kepadaMu aku bertawakal.

Dan Engkaulah Tuhan yang memiliki arasy yang agung.

Semoga tulisan ini dapat di jadikan pelajaran dan mengamalkannya. Terinspirasi melihat sahabat-sahabat seiman


Assalamualaikum sahabat


Semoga tulisan ini dapat di jadikan pelajaran dan mengamalkannya.
Terinspirasi melihat sahabat-sahabat seiman.

Ukhty ku kau begitu cantik bahkan aku sendiri iri pada mu karna kecantikan mu.

Apalagi kaum ikhwan lain yang melihat foto-foto mu di dunia maya betapa tergiurnya mereka melihat foto-foto mu.

Ukhty ku dunia maya memang dunia maya, tapi pelakunya tetap nyata.

Ukhty ku kau teramat cantik sehingga sayang foto mu kau bagi-bagikan kepada sesorang yang bukan mahram mu.

Ukhty ku kau teramat cantik sehingga kau di puja-puji dan banyak ikhwan yang mengagumi mu.

Ukhty ku kau bagaikan kado yang di bungkus dengan rapi saat kado, dan hadiah itu belum menjadi hak bagi yang berhak, , , , ,
kau buka dengan sendirinya ,
Jangan ukhty ku jangan, kau lakukan itu sungguh merugi untuk mu.

Ukhty ku apakah kau tak berfikir saat kado itu tertutup begitu para pembeli penasaran kepada mu.
Begitu banyak yang menginginkan mu ?

Ukhty ku tahukah wanita adalah pembawa fitna saat kita tak menjaga hijab itu dengan baik.
Saat kita tak menjaga harga diri kita dengan baik.

Ukhty ku mungkin kau lupa dengan perintah Allah yang tercatan di ayat-ayat Al_Qur’an aku akan coba mengingatkan mu mungkin kau lupa.
Kau ingat kan ukhty ayat ini ?

Qullilmu’minaati yaghdhudhna min abshaarihinna wa yahpadzna puruujahunna walaa yubdiina ziinatahunna illaa maa dzhara minhaa walyadhribna bikhumurihinna ‘alaa juyuubihinna walaa yubdiina ziinatahunna illaa libu’uulatihinna ..

“ Dan katakanlah kepada perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka ….(QS. An-Nur : 31)

Ingat kan ukhty maksud ayat ini ?

Ayat menjelaskan tentang pandangan yang membangkitkan syahwat,
Nah bukankah foto-foto mu cantik ukhty ikhwan – ikhwan yang memandang bisa berdosa.

Ukhty ku sang Robbi mu menyuruh mu untuk menutipi aurat mu .

Meskipun di dunia maya hanya foto-foto mu, tapi foto mu terlalu cantik untuk kau pajangkan di dunia maya
Bukan hanya 1juta ikhwan yang melihat foto-foto mu bahkan lebih.

Ukhty ku sang Robbi mu menyangi mu Robbi mu tak ingin kau teremehkan , calar, bahkan di jadikan pajangan yang bukan mahram untuk mu.

Subhanallah ukhty AlLAH teramat menyayangi Kita sehingga ia telah memberikan apa yang tidak kita minta.

apa pernah kita meminta untuk di beri tubuh yang sempurna ?
Mata yang indah ?
rambut yang indah ?
hidung mancung ?
bahkan kulit putih mu ?

Tidak kan ?

Tapi Robbi mu memberikan dan menitipkannya kepada mu .

Robbi mu teramat sayang kepada mu sehingga apa yang tidak kau pinta ia memberikan NYA kepada mu.

Tahukah ukhty ku semua yang ada di dunia ini hanya lah Amanah

Apa kah kalian tidak sadar kalian telah lalai dalam menjalankan Amanah Allah

Subbahannallah Allah begitu baik,penyayang,pemurah,dan maha pengampun.

Ukhty ku ingatkah Imam Ali kw pernah berkata:

“ Saya menemui Rasulullah SAW, dan saya melihat beliau dalam keadaan menangis, saya menanyakan penyebab beliau menangis. Rasulullah SAW berkata:
“ Dalam malam mikraj, saya melihat sejumlah wanita-wanita dari umat saya sedang dalam azab yang sangat dahsyat. Salah satu dari mereka seorang wanita yang rambut kepalanya digantung dan dia adalah wanita yang tidak menutup rambutnya di depan non muhrim, demikian pula saya melihat seorang wanita yang memakan daging dirinya sendiri dan dia adalah wanita yang berhias dan mempercantik dirinya untuk orang lain. (Wasail, Jilid 14)

Astagfirllah ukhty sungguh aku tak ingin kau melupakannya ♥

Sungguh aku ingin menikmati kurma-kurma manis itu bersama mu. ♥

Ukhty aku ingin kita melangkah bersama ♥

Ukhty aku ingin kita seirama dengan jalan Allah. ♥

Ukhty tataplah wajah mu di cermin apa kau tak sayang dengan wajah cantik mu yang kau perlihatkan kepada yang bukan mahram ?

Ukhty hadap lah computer/hape mu.
Mulailah arahkan kusor mouse mu ke album foto-foto mu.
Delete album-album foto mu.
Aku tak ingin kau melupakan Amanah Allah.

Wassalam
Sahabat Mu.

Jumat, 30 September 2011

Jangan Berkecil Hati

Bismillaahirrahmaanirrahii
m


Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh



Suatu ketika, ada sebuah pohon yang rindang. Di bawahnya tampak dua orang yang sedang beristirahat.Rupanya ada seorang pedagang bersama anaknya yang berteduh di sana. Tampaknya mereka kelelahan sehabis berdagang di kota. Dengan menggelar sehelai tikar, duduklah mereka di bawah pohon yang besar itu.



Angin semilir membuat sang pedagang mengantuk. Namun, tidak demikian dengan anaknya yang masih belia. "Ayah, aku ingin bertanya...."terdengar suara yang mengusik ambang sadar si pedagang. "Kapan aku besar, Ayah? Kapan aku bisa kuat seperti Ayah dan bisa membawa dagangan kita ke kota? " Sepertinya, lanjut sang bocah," aku tak akan bisa besar. Tubuhku ramping seperti Ibu, berbeda dengan Ayah yang tegap dan berbadan besar. Kepikir, aku tak akan sanggup memikul dagangan kita jika aku tetap seperti ini. "Jari tangannya tampak menggores-gores sesuatu di atas tanah. Lalu, ia kembali melanjutkan," Bilakah aku bisa punya tubuh besar sepertimu, Ayah?



Sang Ayah yang awalnya mengantuk kini tampak siaga. Diambilnya sebuah benih di atas tanah yang sebelumnya dikais-kais oleh anaknya. Diangkatnya benih itu dengan ujung jari telunjuk. Benda itu terlihat seperti kacang yang kecil, dengan ukuran yang tak sebanding dengan tangan pedagang yang besar. Kemudian ia pun mulai berbicara. "Nak, jangan pernah malu dengan tubuhmu yang kecil. Pandanglah pohon besar tempat kita berteduh ini. Tahukah kamu, batangnya yang kokoh ini dulu berasal dari benih yang yang sekecil ini. Dahan, ranting dan daunnya juga berasal dari benih yang Ayah pegang ini. Akar-akarnya yang tampak menonjol juga dari benih ini. Dan kalau kamu menggali tanah ini, ketahuilah sulur-sulur akarnya yang menerobos tanah juga berasal dari tempat yang sama.


Diperhatikannya wajah sang anak yang tampak tertegun. “ Ketahuilah Nak, benih ini menyimpan segalanya. Benih ini menyimpan batang yang kokoh, dahan yang rindang, daun yang lebar, juga akar- akar yang kuat. Dan untuk menjadi sebesar pohon ini, ia hanya membutuhkan angin, air, dan cahaya matahari yang cukup. Namun jangan lupakan waktu yang membuatnya terus bertumbuh. Pada mereka semualah benih ini berterima kasih, karena telah melatihnya menjadi makhluk yang sabar. “ Suatu saat nanti kamu akan besar Nak. Jangan pernah takut untuk berharap menjadi besar, karena bisa jadi itu hanya butuh ketekunan dan kesabaran.”Terlihat senyuman di wajah mereka. Lalu keduanya merebahkan diri meluruskan pandangan ke langit lepas, membayangkan berjuta harapan dan impian dalam benak mereka. Tak lama berselang, keduanya pun terlelap dalam tidur, melepaskan lelah setelah seharian bekerja.


Sahabatku,saudaraku fillah….


Jangan pernah merasa malu dengan segala keterbatasan. Jangan merasa sedih dengan ketidaksempurnaan. Karena kesempurnaan hanyalah milik Allah. Allah menciptakan kita penuh dengan keistimewaan. Dan Allah telah menyiapkan kita menjadi makhluk dengan berbagai kelebihan di samping kekurangan yang ada.


Mungkin suatu ketika kita pernah merasa kecil,tak mampu, tak berdaya dengan segala persoalan hidup. Kita mungkin sering bertanya, kapan kita menjadi besar, mampu menggapai semua impian, harapan dan keinginan yang ada di dalam dada. Kita juga mungkin sering membayangkan bilakah saatnya berhasil? Kapankah saat itu akan datang?



Sahabatku,saudaraku fillah…

Kita adalah seperti benih itu. Benih yang menyimpan semua kekuatan dari batang yang kokoh, dahan yang kuat, serta daun-daun yang lebar. Dalam benih pula akar-akar yang keras dan menghujam itu berasal. Namun akankah Allah membiarkan benih itu tumbuh besar tanpa bantuan tiupan angin, derasnya air hujan dan teriknya sinar matahari? Begitupun kita, akankah Allah membiarkan kita besar,berhasil dan sukses tanpa pernah merasakan ujian dan cobaan? Akankah Allah lupa mengingatkan kita dengan hembusan angin “masalah”, derasnya air “ujian”, serta teriknya matahari “persoalan”? Tidak sahabat… karena Allah Maha Tahu bahwa setiap hamba-Nya yang akan menemukan jalan keberhasilan maka Allah akan menguji dengan berbagai persoalan hidup supaya kita sabar,tegar dan kuat.



Jangan pernah berkecil hati sahabat….. karena semua keberhasilan itu ada waktunya, yang terpenting jangan lupa berdo’a, berusaha dengan optimal dan bertawakkal pada Allah.