Selasa, 27 Maret 2012

Assalaamu'alaikum Wa Rahmatullaah wa Barakaatuh..

Assalaamu'alaikum Wa Rahmatullaah wa Barakaatuh..

"Sedikit Mengenali Jati diri Laki-laki dan Perempuan" Hati lelaki seperti brankas, (tempat menyimpan segala
masalah).
Lelaki lebih memilih bermain dengan pikirannya.
Diam adalah cara dia untuk meraba jalan keluar.
Masalah yang datang menerjang adalah makanan sehari
hari yang kudu ditaklukkan. Diendapkan dalam sikap dewasa dan diuraikan dengan
kemampuan nalarnya.
Air mata lelaki mahal. Tidak mudah menetes manakala
bingung mengepung.
Tidak mudah menetes manakala panik mencekik.
Tapi mungkin justru akan menetes pelan saat menghamba dalam kerinduan.
Menyepi dalam kepasrahan. Bertobat akan jutaan
kesalahan yang pernah dilakukan. Cerita tentang masalah...? kapan kapan saja. karena dia
hanya akan cerita bila memang ada peluang solusi
masalah yang orang yang diajak berbagi.
Tidak sembarang orang bisa mendengar curahan hati.
Tidak semua orang pula bisa sedemikian mudah percaya
dan mempercayakan masalahnya. Maka menyimpan masalah adalah jati dirinya dan itu
lebih baik daripada harus terbuka kanal hati hingga lari
kemana mana masalah pribadinya. Berbeda dengan perempuan.
Hatinya tak kuasa menahan persoalan persoalan.
Bercerita, berbagi, dan juga mengekspresikan diri dalam
sikap dan tingkah laku adalah hal yang biasa.
Susah bagi wanita menyembunyikan perasaan. Apakah
itu suka, benci atau bahkan sedih. Ingin rasanya seperti pria yang selalu pakai logika. tapi
nampaknya perempuan memang berbeda.
Dia lebih suka bicara pada hati dan komitmen bicara pada
soal memiliki dan dimiliki. Tidak lagi bicara pada soal suka
atau tidak suka semata. Maka airmata bagi wanita adalah sebuah cara untuk
mengungkapkan perasaan. Bahagia, haru, benci dan
bahkan luka, menjadi sangat jelas terpancar lewat
linangan air mata dan isakan tangisnya.
Maka bila memang itu terjadi, mereka hanya butuh
didengar dan diperhatikan. Butuh dibantu dan diakui keberadaannya.
Serta butuh sandaran, yang akan bisa menguatkan,
langkah kaki kehidupan yang masih kudu berjalan entah
sampai kapan..... Dari hadist Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa nabi
Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Berbuat baiklah kepada wanita, karena sesungguhnya
mereka diciptakan dari tulang rusuk, dan sesungguhnya
tulang rusuk yang paling bengkok adalah yang paling
atas. Maka sikapilah para wanita dengan baik." (HR Bukhari bab an-Nikah no 5186).

Selasa, 06 Maret 2012

Duhai gadis

Bismillaah..

Duhai gadis, maukah ku beritahukan padamu bagaimana mencintai dengan indah?

Inginkah ku bisikkan bagaimana mencintai dengan syahdu.

Maka dengarlah..

Gadis, Saat ku jatuh cinta..

Tak akan ku berucap..

Tak akan ku berkata..

Namun ku hanya akan diam..

Saat ku mencintai, takkan pernah ku menyatakan.

Tak akan ku menggoreskan..

Yang ku lakukan hanyalah diam..

Aku tahu, cinta adalah fitrah..sebuah anugrah tak terperih..

Karena cinta adalah kehidupan. Karena rasa itu adalah cahaya. Aku tahu, hidup tanpa cinta, bagaikan hidup dalam gelap gulita.. Namun.. Saat rasa itu menyapa, maka hadapi dgn anggun. Karena rasa itu ibarat belenggu pelangi, dengan begitu banyak warna. Cinta terkadang mbuatmu bahagia, namun tak jarang mbuatmu menderita. Cinta ada kalanya manis bagaikan gula, Namun juga mampu memberi pahit yang sangat getir. Cinta adalah perangkap rasa.. Sekali kau salah berlaku, maka kau akan terkungkung dalam waktu yang lama dalam lingkaran derita.

Maka gadis, Agar kau dapat keluar dari belenggu itu. Dan mampu melaluinya dgn anggun.. Maka mencintailah dalam hening. Dalam diam.. Tak perlu kau lari, tak perlu kau hindari. Namun juga, jangan kau sikapi dgn berlebihan. Jangan kau umbar rasamu. Jangan kau tumpahkan segala sukamu..

Cobalah merenung sejenak dan fikirkan dgn tenang.. Kita percaya takdir bukan? Kita tahu dengan sangat jelas... Dia, Allah telah mengatur segalanya dengan begitu rapinya? Jadi, apa yang kau risaukan? Biarkan Allah yg mengaturnya, Dan yakinlah di tangan-Nya semua akan baik-baik saja..

Cobalah renungkan... Dia yang kau cinta, belum tentu atau mungkin tak akan pernah menjadi milikmu.. Dia yang kau puja, yang kau ingat saat siang dan yang kau tangisi ketika malam, Akankah dia yang telah Allah takdirkan denganmu?

Gadis, kita tak tahu dan tak akan pernah tahu.. Hingga saatnya tiba.. Maka, ku ingatkan padamu, tidakkah kau malu jika smua rasa telah kau umbar... Namun ternyata kelak bukan kau yg dia pilih untuk mendampingi hidupnya? Gadis, Karena cinta kita begitu agung untuk di umbar.. Begitu mulia untuk di tampakkan.. Begitu sakral untuk di tumpahkan..

Dan sadarilah gadis, fitrah kita wanita adalah pemalu, Dan kau indah karena sifat malumu.. Lalu, masihkah kau tampak menawan jika rasa malu itu telah di nafikan? Masihkah kau tampak bestari jika malu itu telah kau singkap.. Duhai gadis, jadikan malu sebagai selendangmu.. Maka tawan hatimu sendiri dalam sangkar keimanan.. Dalam jeruji kesetiaan.. Yah.. Kesetiaan padanya yg telah Allah tuliskan namamu dan namanya di Lauhul Mahfuzh.. Jauh sebelum bumi dan langit dicipta..

Maka cintailah dlm hening. Agar jika memang bukan dia yg ditakdirkan untukmu, Maka cukuplah Allah dan kau yg tahu segala rasamu.. Agar kesucianmu tetap terjaga.. Agar keanggunanmu tetap terbias..

Maka, ku beritahukan padamu, Pegang kendali hatimu..Jangan kau lepaskan. Acuhkan semua godaan yg menghampirimu.. Cinta bukan untuk kau hancurkan, bukan untuk kau musnahkan.. Namun cinta hanya butuh kau kendalikan, hanya cukup kau arahkan..

Gadis... yg kau butuhkan hanya waktu, sabar dan percaya..

Maka, peganglah kendali hatimu, Lalu..Arahkan pd Nya.. Dan cintailah dalam diam.. Dalam hening.. Itu jauh lebih indah.. Jauh lebih suci..

Akhwat Yang Terjaga, You're My Inspiration

Kamis, 01 Maret 2012

Bismillahi Nawaitu Lilahi Ta'ala ..

Bismillahi Nawaitu Lilahi Ta'ala ..
Tawaran memarifati-Mu secara instant tidaklah menarik hatiku ..
Karena buah masak di pohon dengan buah masak di-karbit ..
tentulah berbeda kadar ..
Rumus yang diciptakan manusia selalu hancur oleh angan-angan kosong ..
Aku khawatir, di dalam diri-Mu aku tak lebur ..
Hanya sekedar meditasi tak membaur ..
Ah, rasanya ...bukan begitu Engkau mendidik rasulmu Muhammad ...

Apa yang tak dijual di sini ...
Mulai dari setitik debu ..
Sampai sukma dan nurani ..
Orang-orang menukarnya dengan merek-merek hampa ..
Dengan benda-benda mati tanpa warna ..
Pasar jagat ini telah menjauh dari teluk kelahirannya sendiri ..
Terkukung di gunduk nafsu ..
Yang tak menyempurnakan teriakannya....

Karena itu, kepada sunah nabi-Mu aku berguru, Tak ingin terburu ...
Walaupun aku bukanlah murid yang pandai
Yang senantiasa memanjat gunung sinai dan bukit sidratul muntaha ..
Tapi aku tak hendak beranjak dari rerimbunan bunga ..
Yang memasuki relung gua kesunyian batinku ....

Karena itu bertahun aku mengembara ke langit-Mu yang jauh ...
Kukumpulkan air mata nabi-Mu ..
Kubuat jadi manikam dan mutiara ..
Yang bergemerencing dan berdenting dalam jiwaku ..
Kemudian menjadi suluh ..
Dan mengajarkan sang salik agar tak bakhil dan bathil ..
Di teluk batin yang begitu khofi ...

Ketika sampai ke samudra-Mu, wahai Kekasih ...
Ku sapa neraka dan surga ..
Ku sapa Mika’il, Israfil, Raqib dan Atid ..
Sementara itu, ku lihat sakaratil maut menyeringai di tangan Izrail ...

Kupetik dawai-Mu lima kali ..
agar khusuk beriktikaf di Baitul Makmur ..
sambil mendengar-Mu berkata dan memanggil, “kemari, kemari...”

Tak lama kemudian sayap Jibril menyelimuti batinku ..
Sambil memberikan pilihan ..
Memasuki kesunyian pertapa ...
Atau menjadi martir sejati ....

Pilihan itu membuat gemuruh tasbihku menggelegar merindingkan sukma ...
Genta malam mengiringiku merintihkan munajat ..
Yang melelapkan ombak samudra di pangkuan bulan ...

Kupandangi malakut, kupandangi maut ..
agar makrifatku tak surut ...
untuk akhirnya berbisik, “Terserah kehendak-Mu, wahai Kekasih.....”

Kini air tertegun di padang qalbu ..
Semesta misik melambai mesra di gua hira ..
Turun bersama angin subuh ..
Tak kuhiraukan,
agar purna semedi-ku ..
agar sukmaku menjelma cahaya ...