Rabu, 27 Juli 2011

Ketika Cinta Harus Memilih

Bismillah..
Ketika kita didudukan dalam situasi untuk memilih, tentu naluri kemanusiaan kita akan memilih yang terbaik (best of the best). Lalu bagaimana jika justru ketika pilihan tersebut tidak ada yang memenuhi kriteria kita, haruskah kita tinggalkan dan mencari pilihan lain? Bagaimana jika seandainya pilihan tersebut mutlak yang terakhir? Dan bagaimana jika seandainya pilihan tersebut adalah suatu keputusan yang justru berimplikasi terhadap masa depan kita? Bagaimana seandainya jika justru pilihan tersebut adalah ujian dari Allah Swt sebagai wujud dari kasih sayang-Nya terhadap kita?

Banyak cerita di sekeliling kita yang dapat dijadikan bahan renungan tentang makna pilihan, dan buntutnya tentu masalah cinta. Jangan berpikiran sempit dulu tentang cinta itu sendiri. Cinta bukan hanya cinta antara pasangan suami istri (pasutri), atau cinta antara anak dan orang tua, namun juga termaktub cinta kepada suatu barang, misalnya buku dan lainnya. Bahkan ada seseorang yang sangat mencintai idola-nya, entah itu seorang artis atau aktor film.

Bukan suatu kebetulan jika saya mengetengahkan makna cinta ini kok sepertinya berhubungan dengan hari ‘valentine’ yang sebentar lagi tiba. Jujur saja saya sudah tidak ambil pusing dengan perayaan tersebut semenjak saya tahu bahwa perayaan hari valentine itu sangat jauh dari nilai islami. Bagi saya, cinta itu bersifat universal yang berhak dimiliki dan dinikmati oleh setiap makhluk hidup di bumi Allah ini tanpa batas waktu dan jarak.

Lalu, bagaimana jika kita dihadapkan kepada suatu keharusan untuk memilih satu dari dua pilihan yang ada? Sudahkah kita memaknai bahwa pilihan tersebut adalah yang terbaik menurut Allah Swt untuk kita, bukan sebaliknya.

Suatu kali pernah seorang teman bercerita tentang kehidupan rumah tangganya yang bermasalah. Namun sayangnya hal tersebut dijadikan alasan oleh sang teman untuk membalas-dendam dengan, maaf, berselingkuh dengan orang lain. Saya pun kerap bertanya kepada diri saya sendiri, bukankah ketika kita memutuskan menikahi pasangan kita adalah suatu pilihan yang pasti terbaik dari segala pilihan yang ada?

Tapi tunggu dulu, terbaik menurut siapa?

Allah Swt menganugerahi setiap manusia sebuah bonus yang bernama ‘akal’, mengapa saya katakan ‘bonus’ karena selain manusia, makhluk lain (hewan dan tumbuhan) tidak dianugerahi hal yang sama. Selain itu, sebagai manusia kita pun dianugerahi ‘titel’ khalifah (di bumi) oleh Allah Swt.

“Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi”. (Faathir:39)

Kembali kepada cerita seorang teman di atas, salahkah dia dengan pilihan hatinya? Salahkah dia ketika meresa kecewa karena pilihannya ternyata jauh dari apa yang dia impikan? Atau ketika dia diberikan pilihan, sudahkah dia memutuskan memilihnya dengan atas nama Allah?

Suami selalu mengingatkan saya untuk tidak terlalu mencintainya kalau bukan karena Allah Swt, karena ketika suatu saat Allah memanggil suami, tidak ada lagi cinta dan tempat bernaung yang tersisa, karena kesemua cinta yang ada sudah dibawanya pergi. Namun, ketika ketika kita mencintainya atas nama Allah, badai rintangan apapun yang menghadang, kita masih dapat berlindung di bawah kasih sayang-Nya karena hanya Allah Swt yang mampu memberikan kesempurnaan perlindungan.

Keputusan sang teman untuk berselingkuh, jelas meletakkan nafsu di atas akal. Bukan hanya tidak akan memecahkan masalah, bahkan akan menambah masalah baru. Akal pun dikorbankan atas nama nafsu semata.

Saya teringat ketika adzan maghrib berkumandang, sebagian kita mungkin sedang asyik menyimak berita demonstrasi di sebuah liputan berita nasional di televisi. Dan pilihan kembali disorongkan kepada diri kita. Mematikan televisi dan langsung berwudhu atau mentolerir diri kita dengan ‘pembenaran’, tokh beritanya tinggal lima menit, dan terus menonton. Kembali akal pun kita korbankan atas nama ‘tinggal lima menit’ ketika kita diberikan suatu pilihan di hadapan kita.

Bangun di waktu subuh ketika adzan berkumandang adalah satu pilihan terberat bagi sebagian orang yang lemah iman. Ketika orang lain sudah melangkah menuju surau/masjid di sisi lain kita mungkin masih enggan beranjak dari dalam selimut. Tidak hiraukan seruan dari surau…. ash shalatu khairun minan naum…

****

Cinta kepada orang lain melebihi cinta kepada suami, cinta kepada liputan berita daripada mendirikan sholat maghrib dan cinta kepada kehangatan selimut kita daripada bergegas ke surau adalah suatu pilihan yang diberikan Allah Swt bagi kaum yang berakal. Sudahkah kita termasuk ke dalam orang-orang yang berakal? Sudah pantaskah kita menjadi khafilah di bumi Allah ini?

Marilah kita bersegera sujud memohon ampun kehadirat-Nya atas segala keterlenaan kita dan atas keterbiusan kita akan gemerlap duniawi yang sebenarnya tiada kekal. “Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).” (Al-Baqarah:269)

Lalu, cinta manakah yang akan Anda pilih? Wallaahu’alam bishshowab.

kelembutan pada diri wanita yang mampu meluluhkan gunung es

assalamualkum wrb..

kelembutan pada diri wanita yang mampu meluluhkan gunung es yang dingin dan kokoh. Sahabat yang dirahmati Allah,
Kecantikan dan kemanisan wanita solehah itu, tidak terletak pada kecantikan wajahnya atau pada kemanjaannya, tetapi ianya terletak pada akhlak dan budi pekertinya. Daya penarik wanita solehah itu, bukan pada kemanisan bicaranya yang mengoncang iman para muslimin, dan bukan pula terletak pada kebijaksanaannya bermain lidah, memujuk rayu, bukan dan tidak sama sekali tetapi daya tarikannya terletak pada iman dan takwanya kepada Allah S.W.T.

Wanita solehah tidak berbangga dengan kecantikan luaran, kerana satu hari nanti ianya akan lapuk di telan zaman, tetapi yang di jaga dan pelihara adalah kecantikan dalaman , agar diri nya bersih dan sentiasa mendapat rahmat Ilahi. Wanita solehah tidak berbangga dengan ilmu duniawi yang dikuasainya, kerana ada lagi manusia yang lebih berpengetahuan darinya. Wanita solehah tidak pula berdukacita atas kekurangan dirinya kerana ada lagi insan yang lebih malang darinya.

Wanita solehah sentiasa menjaga iman dan takwanya dan membuangkan segala sifat-sifat keji yang ada di dalam hatinya. Wanita solehah merasakan bahawa hidup di dunia ini hanya sementara dan di akhiratlah kehidupan yang kekal abadi. Wanita solehah sentiasa menghiasi dirinya dengan akhlak Islam, menutup aurat, berhati-hati di dalam percakapan dan pergaulannya supaya terhindar daripada kemurkaan Allah. Wanita solehah sentiasa menjaga lidahnya daripada mengumpat, memfitnah dan berkata dusta. Wanita solehah melakukan ketaatan kepada Allah dan bersedia menjadi isteri dan ibu solehah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menganjurkan kepada laki-laki yang akan menikah untuk mencari wanita yang penyayang dan berbelas kasih. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Nikahilah wanita yang penyayang dan berpotensi beranak banyak, karena aku akan membanggakan jumlah kalian kepada umat-umat yang lain di hari kiamat” (HR. Abu Dawud dan An-Nasa’i)

Di antara bentuk cinta dan kasih kepada suami adalah bertutur kata dengan manis, lembut dan mesra, karena manisnya tutur kata wanita dapat memikat dan mempesonakan hati lelaki. Apa engkau tidak ingin kata-katamu laksana tetesan air yang begitu menyejukkan di tengah gurun pasir nan tandus lagi gersang bagi suamimu? …sesungguhnya lelaki membutuhkan ketenangan dan ketentraman di dalam jiwanya. Dia membutuhkan terpal yang dapat membuatnya teduh…ke manakah lagi kiranya dia akan mencari keteduhan hati jika tidak pada diri wanita yang penuh dengan kelembutan ?


hendaklah kita Memelihara kewajipan terhadap suami
* Senantiasa menyenangkan suami
* Menjaga kehormatan diri dan harta suaminya selama suami tiada di rumah.
* Tidak cemberut di hadapan suami.
* Tidak menolak ajakan suami untuk tidur
* Tidak keluar tanpa izin suami.
* Tidak meninggikan suara melebihi suara suami
* Tidak membantah suaminya dalam kebenaran
* Tidak menerima tamu yang dibenci suaminya.
* Senantiasa memelihara diri, kebersihan fisik dan kecantikannya serta kebersihan rumahtangga.

dan Golongan Wanita Yang Di Siksa Dalam Neraka “Abdullah Bin Masud r.a. meriwayatkan bahawa Nabi s.a.w. bersabda : “Apabila seorang wanita mencucikan pakaian suaminya, maka Allah s.w.t. mencatat baginya seribu kebaikan, dan mengampuni dua ribu kesalahannya, bahkan segala sesuatu yang disinari sang surya akan memintakan ampunan baginya, dan Allah s.w.t. mengangkat seribu derajat untuknya.” (H.R. ABU [...]

Pasanganku Tetap Yang Terbaik

Bismillaahir Rahmaanir Rahiim..

Pukul 4.05, alert di hpku membangunkan. Ia ikut bangun. Padahal, aku tahu baru pukul 23.30, ia bisa tidur setelah berjibaku dengan kerjanya, kerja rumah tangga, urusan dua anakku, dan mengurusi aku sebagai suami. Belum lagi, pukul 01.15 terbangun untuk sebuah interupsi.

Ups, rupanya ia lupa menyetrika baju kantorku. Aku mandi, shalat lail dan shalat subuh. ia selesai pula menyelesaikan itu. Plus, satu stel pakaian kerjaku telah siap.

Aku siap berangkat. Ah, ada yang tertinggal rupanya. AKu lupa memandangi wajahnya pagi ini. "Nda, kamu cantik sekali hari ini," kataku memuji.

Ia tersenyum. "Bang tebak sudah berapa lama kita menikah?" Aku tergagap sebentar. Melongo. Lho, koq nanya itu. hatiku membatin. Aku berhenti sebentar dan menghitung sudah berapa lama kami bersama. Karena, perasaanku baru kemarin aku datang ke rumahnya bersama ust. Bambang untuk meminangnya."Lho, baru kemarin aku datang untuk meminta kamu jadi istriku dan aku nyatakan ‘aku terima nikahnya Herlinda Novita Rahayu binti Didi Sugardhi’ dengan mas kawin sebagaimana tersebut tunai." Kataku cuek sembari mengaduk kopi hangat rasa cinta dan perhatian darinya.

Ia tertawa. Wuih, manis sekali. Mungkin, bila kopi yang aku sruput tak perlu gula. Cukuplah pandangi wajahnya. "Kita sudah delapan tahun Bang." Katanya memberikan tas kerjaku.

"Aku berangkat yah, assalamualaikum," kataku bergeming dari kalimat terakhir yang ia ajukan.

Aku buru-buru. "Hati-hati yah dijalan." Sejatinya, aku ingin ngobrol terus. sayang, KRL tak bisa menunggu dan pukul 7.00 aku harus sudah stand by di ruang studio sebuah stasiun radio di Jakarta.

Aku di jalan bersama sejumlah perasaan. Ada sesuatu yang hilang. Mungkin benar kata Dewa, separuh nafasku hilang saat kau tidak bersamaku. kembali wajahnya menguntit seperti hantu. Hm, cantiknya istriku. Sayang, waktu tidak berpihak kepadaku untuk lebih lama menikmatinya.

Sekilas, menyelinap dedaunan kehidupan delapan tahun lalu. Ketika tarbiyah menyentuh dan menanamkan ke hati sebuah tekad untuk menyempurnakan Dien. Bahwa Allah akan memberikan pertolongan. Bahwa rezeki akan datang walau tak selembar pun kerja kugeluti saat itu. Bahwa tak masalah menerapkan prinsip 3K (Kuliah, Kerja, Kawin).

Sungguh, kala itu kupikir hanya wanita bodoh saja yang mau menerimaku, seorang jejaka tanpa harapan dan masa depan. Tanpa kerja dan orang tua mapan. Tanpa selembar modal ijazah sarjana yang saat itu sedang kukejar. Tanpa dukungan dari keluarga besar untuk menanggung biaya-biaya operasional.

Dan, ternyata benar. Kuliahnya dan kuliahku bernasib serupa. Berantakan. Waktuku habis tersita untuk mengais lembar demi lembar rezeki yang halal. Sementara ia harus merelakan kuliahnya di sebuah perguruan tinggi negeri untuk si Abang, anakku.

Kehidupan harus terus berjalan. Kutarik segepok udara untuk mengisi paru-paruku. Kurasakan syukur mendalam. Walau tanpa kerja dan orang tua mapan, ‘kapal’ku terus berlabuh. Bahkan, kini sudah mengarung lebih stabil dibanding dua dan tiga tahun pertama.

Ternyata, memang benar Allah akan menjamin rezeki seorang yang menikah. Allah akan memberikan rezeki dari arah yang tidak terduga. Walaupun tetap semua janji itu muncul dengan sunatullah, kerja keras. Kerja keras itu terasa nikmat dengan doa dan dampingan seorang wanita yang rela dan ikhlas menjadi istriku.

Namun, aku tahu wajah cantik istri ku mungkin akan memudar dengan segala kesibukan, mempersiapkan makanan untuk si Abang dan Ade yang mau berangkat sekolah, mempersiapkan tugas-tugas untuk pekerjaanya, belum lagi mengurusi tetek bengek rumah tangga. Kelelahan seolah menggeser kecantikan dan kesegarannya. Untunglah, saat aku pulang, ia bisa mengembalikan semua keceriaan itu dengan seulas senyum yang menyelinap dibalik penat dan kelelahan.

Istriku cantik sekali pagi ini. Maafkan aku tak bisa menemanimu. Namun, doa dan ridhaku selalu bersamamu.


Sayangku,kumohon dekat di sini, temani jasadku yang belum mati (DDG)
Lihatlah kekurangan sebelum memutuskan menjadi pasangan, lihatlah kelebihan dan kebaikan sebelum memutuskan perpisahan...

Semoga Bermanfaat....

Bismillaahir Rahmaanir Rahiim..

Assalamualkum wrb..

Bismillaahir Rahmaanir Rahiim..

Pagi hari ini yang dingin membuat mata ini sulit untuk membuka.. tapi kuingat
Asstafirrllah saat nya hari ini masa jaya ku
Saatnya hari ini mengais memungut rihdo mu..
Saatnya hari ini ku bertemu Dengan Mu Ya Rabbi..
Dalam untaian tasbih,
Dalam untaian tilawah yang ku panjatkan dalam rasa syukur ku Pada Mu..
Wahh rasa bibir ku kering lama sudah tak membaca asma-asma Mu hari-hari yang kulalui selama seminggu karna tamu istimewa yang kau berikan kepada hamba mu kaum wanita membuat Ku lelah berkecamuk dan fikiran ku resah tak berjumpa dengan Mu ..
Rasa tak sabar ingin bertemu… dan bersujud dihapan Mu..
Pagi yang cerah dan air yang kering dan kemarau tak membuat ku putus asa dalam berwudhu..
Sungguh kemarau ini membuat ku sulit untuk berwudhu tapi ini lah tantangan.
Mungkin hidup ku biasa saja,, tapi penuh dengan tantangan
Mungkin hidup ku sederhana tapi tak mengurangi rasa syukur kita.
Rasa nya pun tiba saat ku sambil bekerja dan menulis ku teringat panggilannYA sembari ku duduk sambil menghelakan nafass..
Akhirny sudah hampir 1 minggu kU tak berjumpa dengannya rindu rasa didada..
Ku curahkan segala cerita , derita, kebahagiaannya kepadaNYA..
Sembari ku memegang al_Al-Qur’an dan berkata
Rabbi sudah hampir satu minggu ku tak berjumpa
Dekap kaMI Rabbi ..
Sungguh rindu ini meggejolak di hati..
Lontran tasbiH dan syalawat tak henti ku lontarkan
Dan pujian-pujian besar tak mampu lagi ku ungkapkan
Hati ini lirih
Kau belahan Kami Ya RabbI
Kau di ujung nafas Kami Ya Rabbi

“ jadikan ibadah kerinduan, dan kebutuhan untuk kita “

Ketika Allah memerintahkan kita untuk makan dan minum, mengapa kita melakukan dengan senang hati?

Ketika Allah memerintahkan untuk menikah, mengapa kita bersegera menyambutnya?

Ketika Allah memerintahkan untuk mencari harta dunia, mengapa kita kerjakan dengan semangat ?

Karena kita menganggap bahwa itu adalah suatu kebutuhan.



Ketika Allah memerintahkan kita untuk shalat, mengapa kita menunda-nunda?

Ketika Allah memerintahkan kita untuk puasa, mengapa enggan rasanya?

Ketika Allah memerintahkan kita untuk membayar zakat, hati terasa berat?

Ketika Allah memerintahkan kita untuk berjihad, mengapa kita merasa malas?

Karena kita menganggap bahwa itu adalah suatu kewajiban



Mengapa kita membeda-bedakan, bukankah sama-sama perintah Allah? Atau karena kita hanya menuruti hawa nafsu kita?



"Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui." QS.Al Jatsiyah:18



"Apakah engkau tidak perhatikan orang yang telah menjadikan hawa nafsu sebagai tuhannya. Apakah engkau akan dapat menjadi pelindungnya. Atau apakah engkau mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memehami? Mereka itu hanyalah seperti binatang ternak bahkan lebih sesat lagi." Qs. Al Furqan: 43-44)



Andai kita bisa menjadikan ibadah menjadi suatu kebutuhan tentu semua akan terasa ringan. Akan hadir kerinduan untuk selalu melakukan kebaikan. Rindu untuk mengerjakannya shalat, puasa, zakat, dakwah, jihad dan yang lainnya dengan sepenuh cinta.

Jika posting ana tidak berkenan biarkanlah tetap pada tempatny Jika bermanfaat ambillah jika tidak maka abaikanlah . . . . . .

Assalamualkum sahabat yang dirahmati Allah…. ^_^
bissmillah hirohmanirahim.....

Jika posting ana tidak berkenan biarkanlah tetap pada tempatny
Jika bermanfaat ambillah jika tidak maka abaikanlah . . . . . .

Jazakumullahu Khairan………


Pemikirannya saat ini mengarah kepada satu kecenderungan untuk menghabisi ideologi agama dalam ranah sosial. Agama Allah di pandang logika dan terus logika.

Afwan sebellumnya ini nyata antara ana dan temen ana yg selalu berfikir kritis,dan dinamis… mempertanyakannya kepada ana.. kita ambil hikmahnya.

Ya.. Allah ampuni hamba mu yang tak mempercai akan kebesaran Mu
Yang lalai akan perintah MU…

Pernyataannya !
islam di pandang secara logika .

Jawab saya …
jika agama Allah di pandang secara logika tidak akan ada habisny kepercayaan dari hati nurani dan logika yang mengikuti.
( Al- Baqarah ayat 7” Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka pengilihatan mereka telah tertutup, dan mereka akan mendapat kan azab…)

Pernyataanya !
islam mengajarkan ikhlas dalam beribadah..?

Jawab saya….
Islam bukan hanya mengajarkan ikhlas .. ikhlas ibaratkan senjata utama dalam memerangi syaitan untuk melakukan kewajiban kita sebagai hamba.. .. … … tapi islam mengajarkan seluruh kehidupan manusia yang bermanfaat dunia maupun di akhirat.
( Al _ Baqarah ayat 17 “ perempuaan mereka seperti orang-orang yang menyelahkan api, setelah menerangai sekelilingny, Allah melenyapkan cahaya ( yang menyinari) mereka dan membiarakn mereka dalam gegelapan, tidak dapat melihat )


Pernyataannya !
“ saya islam, sya mempercayai islam apa saya salah mempelajari agama lainnya “ ?

Jawab saya…….?
Tidak ada salahnya jika kita mempelajari agama lain hanya sebatas pengetahuan dan ilmu yang bermanfaat tapi bukan berti kita harus berpindah agama tersebut dan meyakini ny..
Sungguh auzubillah minzaliq murtaq kah kita hanya ingin mempelajari ilmu merelakan keyakinan ?
( Al _ Baqarah ayat 8 “ dan diantara manusia ada yang berkata, “ kami beriman kepada Allah dan hari akhir “ , padahal sesungguhnya mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman.

Pernyataanya !

Seandainya didunia ini tidak ada perbedaan bagi saya semua hari-hari harus beribadah dan tidak ada perbedaan pada saat hari lain mungkin dia berbuat maksiat dan jika tidak ada perbedaan dunia akan tentaram..

Jawab say…..
Kewajiban hamba setiap heluasan nafasnya kita di wajibkan untuk beribadah smpi akhirhayat..
Tapi ingatlah Allah maha aDil Allah memberikan kita bonus dalam beribadah Allah memberikan hari-hari yang amat di berkahinya dan amat belipat pahalanya ketika kita beribadah seperti bulan sy’aban dan ramadhan..karna Allah ingin menyenangkan hati hambanya mendapatkan bonus pahala yang tak biasa ny ?
( al_baqarah ayat 28 “ bagaimana kamu ingkar kepada Allah , padahal kamu ( tadinya) mati, lalu Dia menghidupkan kamu, kemudian Dia mematikan kamu, lalau Dia menghidupkan kamu kembali, kemudaian kepadanNYA lah kamu dikembalikan..

Pernyataannya :

Apa Al_Qur’an ada penjelasan tentang konflik antara israel dan palestina saya cari tidak ada ?

Jawab saya :
Sekarang sya balik menanyakan apakah antum paham afwan itu apa ?
Syukron itu apa ?
Sedangkan kata-kata itu saja antum tidak mengetahui apa maksudnya ?
Apalagi antum ingin menayakan makna al_Qur’an yang begitu dalam…

( al_ baqarah ayat 23-24 “ Dan jika kamu meragukan (Al_Qur’an) yang kami turunkan kepada hamba Kami ( Muhammad), maka buatlah satu surah semisal dengannya dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar .
“ jika kamu tidak mampu membuatnya, dan pasti tidak akan mampu, maka takutlah kamu akan api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu yang disediakan bagi orang-orang kafir..

“ Pernyataannya” ..
Semua agama mengajarkan hal yang baik ?

Jawab saya “
Hidup dalam naungan agama Allah berpedoman pada kitab yaitu al-Al _Qur ’an Allah telah memberikan kita peta lho untuk mengarahkan kemana setir kehidupan yang akan kita bawa.. ibarat kan kita mencari harta karun dan rumah yang nyaman saat kehidupan yang kekal..
Allah cukup baik kita di berikan peta untuk hambanya.

" Allah berfirman “ pada hari ini, telah Ku-sempurnakan untukmu agamamu dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.............( QS Al Maidah (5):3. ” Sesungguhnya agama yang diridhai disi Allah swt hanyalah Islam, (QS Ali-Imran (3):19”.

“” Asstafirllah Hallazim”
Sungguh apa kah ini balasan kita terhadap nikmat yang telah di berikan ?
Yang saat ini kita hirup udaranya ?

Saat ini kita basahi semua dengan air hujannya yang mampu menghidupkan semua mahkluk hidup..

Saat ini kita nikmati mataharinya dengan Cahayanya yang mampu berperan sebagai insulin yang memberikan kemudahan penyerapan glukosa masuk ke dalam sel-sel tubuh yang merangsang tubuh untuk mengubah gula darah (glukosa) menjadi gula yang tersimpan (glikogen) yang tersimpan di hati dan otot, sehingga menurunkan gula darah.

Saat ini kita merasakan tumbuh-tumbuhan yang ada disekeliling kita..

Jika Allah murka dengan mudah Nya IA mencabut kenikmatan itu …
Tapi Allah maha penyayang Ia memberikan teguran terhadap hambanya sedikit demi sedikit…

( Surah al_baqarah ayat 22 “ Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dAn Dialah yang menurunkan air hujan dari langit lalu dia hasilakan dengan hujan itu buah-buahan sebagai rezeki untukmu. Karena itu janganlah kamu mengadakan tandingan-tandingan bagi allah, padahal kamu mengetahui )

Apa kah kita lebih pintar dariNYA ?
Wahai sang maha di haya ?
Sang maha sempurna sesungguh nya Kau lah pemilik Ilmu dari segala ilmu, karna Engkau lah Maha Luas ilmu Nya…

Kami kembalikan kepada Mu ya RABBi…..

“” Kita semua hidup dalam ketegangan, dari waktu ke waktu, serta dari hari ke hari; dengan kata lain, kita adalah pahlawan dari cerita kita sendiri. - Mary Mccarthy “”

“ Yang dinamakan iman itu ialah apabila kau meyakini didalam hati, menyatakannya dengan lidah, dan melaksanakannya dengan perbuatan ( Al Hadist) “

semoga bermanfaat...

Senin, 18 Juli 2011

" Adakah Cinta Seindah Cinta di Zaman Rasulullah?"


Kalian tahu.. Begitu banyak kisah cinta yang ku temui di depan mata.
Tetap belum ku temukan cinta seindah cinta di Zaman Rasulullah..
Begitu terburu-buru manusia di zaman ini mengutarakan isi hatinya.
Lalu menjalin hubungan asmara agar bisa memilikinya.
Begitu tergesa-gesa manusia di zaman ini memaknai cinta.
Lalu mengikatnya dengan hubungan yang tidak di ridhai-Nya.
Kenapa?? Bukankah hanya Pernikahan saja hubungan kasih antara dua insan itu di sahkan?? Bukankah hanya dengan pernikahan saja apa-apa yang tadinya dilarang dilakukan oleh dua insan yang berlainan jenis menjadi halal dan berpahala??
Jadi, benar atau salah jika Pacaran adalah hubungan yang jelas tak ridhai-Nya??

Masih tidak percaya?? Masih menganggapnya hal yang biasa?? Masih merasa aman dari dosa?? Atau merasa Pacaranmu berpahala??
Jika Pacaran itu boleh dilakukan asalkan tidak menyalahi aturan, aturan siapa?? aturan yang mana??
Jika Pacaran itu boleh dilakukan,dan tunangan itu dibenarkan, tentunya Ali akan langsung nembak Fatimah dan memacarinya..Dan tentunya Ali juga akan berpacaran dalam batas seperti yang biasa dijadikan alasan oleh mereka yang mengatakan bahwa Pacrannya adalah Pacaran Islami. Lalu mengikatnya dengan bertunangan dan menyuruh Fatimah menunggunya ketika Ali pergi bekerja untuk mengumpulkan uang sebagai mahar perkawinannya.
Tapi tidak kan?? Ali tidak pernah mengutarakan perasaannya pada Fatimah, Ali mencintainya dalam diam, berharap dalam do'a..
Ali tidak khawatir jika Fatimah nantinya di ambil orang ..
Ali tidak khawatir jika Fatimah nantinya tidak jadi miliknya meskipun dia teramat mendambakan Fatimah.
Dan terbukti jodoh memang tak kan lari kemana.. Meskipun Ali tidak mengikatnya, meskipun sudah sekian banyak Pria yang melamarnya.. Fatimah tetap menjadi milik Ali juga... Subhanallah.. Begitu besar kesabaran dan keikhlasan orang-orang di Zaman Rasulullah. Begitu takutnya mereka mendekati hal yang di haramkan, jangankan melakukannya,, mendekatinyapun mereka tidak berani, padahal mereka adalah orang-orang yang keimanan dan ketaqwaannya sudah tidak perlu diragukan lagi bukan??
Sedangkan kita?? betapa seringnya kita beralasan yang penting Pacaran pake Iman, yang penting benteng keimanna kita kokoh, yang penting ini.. yang penting itu..
Seolah kita ini manusia tangguh yang tak kan pernah kalah oleh godaan dan bujuk rayu syaitan.
Kisah-Kisah Riwayat hidup Rasulullah dan Para sahabatnya itu bukan untuk dijadikan legenda , bukan untuk dijadikan dongeng belaka.. Kesabaran ,keikhlasan, ketaqwaan dan keistiqomahan mereka adalah untuk kita contoh.. untuk kita teladani, untuk kita jadikan ikhtibar.. Kita jadikan pelajaran dalam hidup kita di zaman yang serba mudah ini namun sulit sekali melaksanakan Perintah-Nya.

Kawan.. Tidak ada manusia yang luput dari salah dan khilaf..
Mari sama-sam memperbaiki kesalahan masa lalu..
Jangan mengambil contoh kepada artis dan selebritis..
Jangan bercermin pada orang-orang yang gagal hingga merasa lebih baik dan enggan maju.
Ambilah contoh dari Rasulullah dan sahabat beliau.
Agar kita selamat dunia dan akhirat... Aamiin.

Jumat, 15 Juli 2011

Jangan Tinggalkan Aku



وَإِنْ مِنْكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا كَانَ عَلَى رَبِّكَ حَتْمًا مَقْضِيًّا

Tidak ada diantara kalian, kecuali akan mendatangi jahannam. (Oleh karena) itu merupakan keputusan Tuhanmu yang telah ditetapkan (QS. Maryam, [19]:71).



Adalah Abdullah bin Rawahah yang terus menerus menjatuhkan badan di kamarnya. Ia menangis, berlinang air mata.



Melihat suaminya tak berdaya, istrinya pun ikut menangis.



Abdullah bertanya pada sang istri, "Kenapa engkau menangis sayangku?" Ia menjawab, "aku menangis karena melihatmu menangis."



Suasana hati Abdullah begitu terharu, sebab tak layak istri bergembira di kala suami begitu dalam bersedih. Istrinya seolah menyadari, ia pun harus menangis. Ia harus menangis dengan tangisan yang tidak dibuat-buat, sebuah tangisan yang terbit dari ta'diib (pendidikan) suami berkualitas, seorang sahabat Rasulullah!



Kemudian Abdullah menjelaskan, "Sayang, aku menangis karena mengingat ayat Allah yang mengatakan, bahwa tidak ada seorang pun dari kalian kecuali akan mendatangi neraka jahannam. Aku tidak tahu, apakah aku akan selamat darinya atau tidak?".



Seorang yang akan selamat nanti, bukanlah seseorang yang dibuat sedih oleh perkara-perkara hari ini. Sebab mereka yakin, baik dan buruk yang ia terima di dunia adalah ujian dari Allah Yang Mahamenguji. Kekurangan harta, ditinggalkan seseorang yang sangat dikasihi, serta ujian-ujian lain, sejatinya adalah evaluasi untuk meningkatkan kualitas dirinya.



Namun kemalangan di akhirat, bukanlah ujian. Kemalangan di akhirat adalah kemalangan hakiki yang penyesalan tidak akan bermanfaat, tebusan dan syafaat adalah harga mahal.



Tapi Allah telah memutuskan dan keputusannya tidak akan pernah berubah, "Tidak ada seorang pun dari kalian kecuali akan mendatangi neraka jahannam".



Seluruh orang, baik yang berbuat kebajikan (al-birr) atau berbuat kedurhakaan (al-faajir) seluruhnya akan tertunduk di sekitar neraka jahanam, menyaksikan kedahsyatan, kengerian, ketakutan, kecemasan, dan seluruh perasaan berkumpul hingga tidak bisa dijelaskan. Kita tidak akan mampu melakukan apapun, walau hanya mengangkat kepala untuk menengadah di depan jahannam. Kita semua akan bertekuk lutut tak berdaya (jitsiyya) di hadapan timbangan keadilan Allah Yang Maha Adil.



Namun Allah Mahaadil, Mahatahu siapa yang layak untuk menjadi penghuni (al-muqir) dan siapa diantara mereka yang cukup melewat saja (al-murir). Allah mengetahui siapa diantara mereka yang berhak masuk jahannam,



ثُمَّ لَنَحْنُ أَعْلَمُ بِالَّذِينَ هُمْ أَوْلَى بِهَا صِلِيًّا

Kemudian Kami sungguh tahu terhadap orang yang lebih berhak masuk neraka jahanam (QS. Maryam, [19]:70).



Meskis seluruh manusia pasti mendatangi jahanam, tapi hanya orang tertentu saja yang Allah tinggalkan untuk menetap di tempat yang penuh dengan nista itu.



Kemudian Allah berfirman,



ثُمَّ نُنَجِّي الَّذِينَ اتَّقَوْا وَنَذَرُ الظَّالِمِينَ فِيهَا جِثِيًّا

Kemudian Kami menyelamatkan orang-orang bertaqwa dan Kami biarkan orang-orang dzhalim tetap tertunduk di dalamnya (QS. Maryam, [19]:72)



Seluruh makhluk yang bertekuk lutut--setelah sesaat merasa khawatir karena dihadapkan pada jahannam--sebagian dari mereka kemudian bernafas lega, bergembira, dan berseri-seri. Mereka adalah orang bertaqwa, merekalah yang diselamatkan Allah dari naasnya hari itu.



Dan yang tersisa, merekalah yang ditinggalkan di jahanam, dan masih dalam keadaan bertekuk lutut.

http://photos-d.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc6/269443_236194199734516_198909196796350_771191_7389123_s.jpg

BETE NGAJI AJAH !!!



Buat kamu yang lagi bete, rasanya emang nggak enak ati ye. Bawaannya uring-uringan mulu, kepala nyut-nyutan,saur sm*sh mah CNAT CNUT, hilang mood deh. Terus sebel juga pas ngeliat wajah-wajah yang kita nggak sukai. Phew, pokoknya kalo lagi bete rasanya hilang semangat tuh. Lemes! Mau ngapa-ngapain juga bawaannya males.
Sobat muda muslim, kalo kita kena sindrombete, itu karena kita kehilangan sesuatu yang bisa bikin kita seneng ati. Mungkin perlu ditanyain sama diri kamu sendiri, kira-kira apa yang bikin kamu bete. Mungkin tentang teman yang marahan sama kamu. Bisa juga bejibunnya tugas-tugas sekolah yang kayaknya kagak ada abisnya. Suasana rumah yang berantakan; bukan cuma berantakan kondisi fisiknya, tapi juga amburadul suasana hati para penghuninya. Ortu bawaannya ma-rah-marah mulu, adik rewel aja. Pusing!

Eh, bisa juga bikin bete kalo kamu nggak ada kegiatan di luar rumah. Ngadem di rumah mulu bisa bikin boring. Apalagi seharian nggak ada kawan yang nyapa. Wuih, dunia rasanya sempit bin sumpek, dan kita merasa satu-satunya penghuni yang jadi korban. Walah?
Kegiatan kamu yang itu-itu aja dan bertemu dengan kawan-kawanmu yang tam-pangnya udah sering kita kenal adakalanya bisa bikin bete, lho. Tentu, jika kegiatan itu nggak bikin kamu merasa tertantang untuk membuatnya lebih seru dan dinamis. Sama bikin bosennya kalo ketemu temen-temen kita yang udah kita apal banget, tapi dengan kualitas pertemuan nggak meningkat. Setiap ketemu cuma ditanyain hal-hal yang formal doang. Nggak pernah basa-basi nanya kabar kamu; kondisi fisik dan mental, keluarga, dan juga tentang kegiatan dirimu hari ini, misalnya.

Yup, gimana pun juga, kita butuh teman dan orang yang bisa memberikan warna dalam hidup kita supaya kita nggak cepet boring bin bete dalam ngejalanin hidup ini. Ada yang bisa memberikan sentuhan-sentuhan untuk pikiran dan perasan kita dengan beragam informasi en kegiatan yang menyenangkan. Tul nggak?
Nah sobat muda muslim, jika kamu udah mulai merasa bete karena alasan-alasan tadi, dan mungkin juga alasan lainnya yang kebetulan belum sempat diungkap di sini, bolehlah coba untuk ikutan ngaji aja.
Ngaji? Nggak salah neh? Bukankah malah tambah bikin bete tuh kegiatan? Ah, nggak usah ngambek en nepsong dulu deh. Mendingan cobain aja. Nggak rugi kok kalo kamu aktif ngaji. Malah bisa bikin enak ati. Karena kita dibimbing untuk ngerti tujuan hidup kita. Lagian, selama ini belum ada tuh anak ngaji yang bawaannya sutris melulu. Kalo pun ada, biasanya tuh bocah sulit nyetel dengan komunitas anak ngaji. Kenapa sulit nyetel? Bisa aja niat gabungnya nggak mantep. Jadi masih angin-anginan. Betul?

Oke deh, mungkin ada yang bertanya, kenapa dengan ngaji bisa bikin nggak bete? Emang apa aja sih keuntungan kalo kita ngaji? Ini jawabannya:
Mengajarkan makna hidup
Sobat muda mus-lim, hidup dapat didefinisikan dari dua aspek. Per-tama, aspek bi-ologis dan kedua, aspek sosiologis. Dari aspek bio-logis, hidup (al hayah) seperti di-ungkapkan oleh Ghanim Abduh da-lam Naqdhul Isytirakiyah al-Marksiyah (Kritik terhadap Sosialis-Marxis) adalah sesuatu yang maujud (ada) dalam makhluk hidup (asy-syai'u al-qaa'im fi al- ka'ini al-hayyi).
Dalam pengertian ini, hidup dipahami sebagai esensi alias intisari yang membuat sesuatu menjadi hidup, yang membedakannya dengan benda-benda mati, baik benda itu benda mati secara asli; kayak batu, maupun benda mati dalam arti benda yang sebelumnya berasal dari benda hidup, seperti kayu. Nah lho, moga kamu nggak bingung. Hehehe..

Hidup, dengan demikian, nampak dan eksis dengan berbagai tanda-tandanya, seperti kebutuhan akan nutrisi, gerak, peka terhadap rangsangan, pertumbuhan, dan perkembang-biakan. Lawan dari hidup dalam pengertian biologis ini, adalah mati. Yakni tiadanya atau hilangnya tanda-tanda kehidupan pada sesuatu. Maka, batu adalah benda mati karena tak ada satu pun tanda-tanda kehidupan padanya. Demikian pula seseorang yang telah membujur kaku di kamar jenazah disebut telah mati, karena telah hilang darinya tanda-tanda kehidupan yang semula dimilikinya. Nah, yang lagi baca ini, masih hidup kan? Gubrakzz..!

Oya, kalo tadi secara biologis, sekarang berdasarkan sosiologis, yakni hidup berkaitan erat dengan segala perbuatan manusia yang terwujud dalam seluruh interaksi yang dilakukannya. Dengan pandangan yang demikian, hidup berarti menyangkut seluruh aktivitas manusia dalam berbagai macam interaksinya satu sama lain. Ketika manusia melakukan aktivitasnya dalam bidang ekonomi, politik, sosial, budaya, pendidikan, dan lain-lain, berarti dia telah melakukan interaksi dengan manusia lainnya. Artinya, dia telah menjalani atau "mengisi" hidupnya.
Pertanyaannya, untuk apa sih kita hidup? Kalo kita ngaji, nanti bakalan diajarkan tentang keberadaan kita di dunia ini. Dari mana kita berasal, untuk apa kita hidup dunia, dan akan kemana kita setelah kehidupan dunia ini. Kalo ditanya begini, kamu jangan ngeles dengan ngasih jawaban kayak lagu lawas ini: "Jangan dita-nya, kemana aku pergi.." Hehehe (maksain banget nggak seh?)
Sobat muda muslim, kayaknya kita kudu mulai serius mikirin soal hidup ini. Tapi juga nggak perlu tegang banget. Soal hidup ini, Allah Swt. berfirman: "Hai manusia sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertakwa." (QS al-Baqarah [2] : 21)
Nah, kalo kita nggak ngaji atau ogah belajar, nggak bakalan tahu tentang makna hidup ini. Itu sebabnya, kalo kita udah tahu bahwa kita adalah makhluk Allah dan diminta untuk menyembah-Nya sekaligus bertakwa, maka dijamin kita nggak bakalan bete dalam hidup ini. Sesulit apapun kehidupan yang kita jalani, kita bakalan menikmatinya dengan penuh kesabaran dan tawakal kepada Allah. Insya Allah tidak akan pernah merasa bete.

Memberikan ketenangan
Suer, ini bukan sulap bukan sihir. Kalo kamu ikut ngaji, insya Allah hati jadi tenang. Kok bisa sih? Begini sobat, komunitas anak ngaji itu bisa membantu kita menghindari risiko-risiko gaul yang nggak sehat. Kalo kita gabung di sana, kita dianggap sebagai mitra dan akan saling ngingetin kalo kita berbuat lalai dan maksiat. Maklumlah manusia, meski udah tahu seluk-beluk dalil dan hukum syara', ada aja lupa en teledornya.
Itu sebabnya, komunitas anak ngaji insya Allah akan memberikan bantuan pertama kalo kita berbuat salah. Mereka yang akan mengingatkan kita dan senantiasa menjalin persahabatan. Ikatan persahabatannya kuat karena dilandasi akidah islamiyah.

Komunitas anak ngaji memungkinkan kita kagak nyeleweng dari ajaran Islam. Aktivitas seks bebas dijauhi, dengan narkoba nggak bakalan coba-coba, termasuk malu berbuat kriminal. Dalam komunitas ini, kamu pun bisa menjalin hubungan baik dengan guru agama, dengan kakak pembina pengajian, dengan teman sebaya, keluarga, bahkan dengan kawan yang bukan berasal dari sekolah kita. Kawan kita jadi banyak dan tentunya dipenuhi dengan semangat kebersamaan dalam Islam. Asyik bukan? Coba, gimana nggak tenang hidup ini.
Menumbuhkan kreativitas
Kalo udah kreatif, insya Allah nggak bakalan bete deh. Nah, dengan gabung di komunitas anak ngaji, kita bakalan bisa mengukur dan menilai peran apa yang bisa kita berikan untuk komunitas ini. Kita bisa ikut berpar-tisipasi dalam aktivitas-aktivitas penuh arti dan memainkan peran penting. Percaya atau tidak, sambil jalan kamu bakalan bisa ambil hik-mahnya. Salah satunya, bisa mempelajari dan mempraktikkan cara-cara menyelesaikan masalah, mengambil keputusan, dan menentukan sasaran hidup.

Bener lho, bergaul bersama dengan komunitas anak ngaji dan ikut serta dalam beragam kegiatan yang digelar, bikin kita bisa lebih kreatif mengatasi persoalan hidup. Maklumlah, yang namanya ngurus kegiatan itu berarti rela mencurahkan segala upaya kita untuk maju bersama. Di sinilah kreativitas akan tumbuh. Bahkan bisa lebih mendewasakan kita dalam bersikap. Nggak percaya? Ayo gabung dengan komunitas anak ngaji! Insys Allah nggak bakalan nyesel. Pasti!
Memupuk jiwa sosial
Boleh percaya boleh tidak. Tapi kali ini kamu kudu percaya. Hehehe.. maksa banget ya? Begini sobat, dengan ikutan ngaji dan punya club anak ngaji, jiwa sosial kamu pun bisa terpupuk dengan baik. Di antaranya, menguta-makan dan melayani orang lain.
Islam mengajarkan untuk saling menolong dalam kebaikan. Menolong teman yang sedang dalam kesusahan adalah tanggung jawab kita dan itu perbuatan yang mulia. Keberadaan orang lain di sekitar kita jangan dianggap sebagai bilangan doang, tapi juga kudu diper-hitungkan. Kalo mereka membutuhkan uluran kita, ya kita kudu peduli. Sabda Rasulullah saw.: "Barangsiapa yang melapangkan suatu kesulitan di dunia bagi seorang mukmin, maka Allah pasti akan melapangkan baginya suatu kesulitan di hari Kiamat." (HR Muslim)
Nah, dengan terpupuknya jiwa sosial kita, insya Allah kita nggak bakalan lagi merasa bete kalo kita sedang dalam keadaan susah. Dengan menengok ke kalangan bawah, ternyata kita masih bisa makan dan minum dengan layak ketimbang mereka. Itu arti-nya, nggak adil kalo kita ma-sih bete dengan berkeluh kesah soal hidup. Bahkan se-baliknya, kita akan me-nolong mereka yang kondisinya lebih bu-ruk dari kita. Jadi, kalo kita nggak ngaji, mana tahu soal ini.

Memantapkan stabilitas
Sobat muda muslim, kalo kita ngaji dan bergabung dengan genk anak ngaji, bisa membuat hidup kita stabil. Harus kita akui bahwa se-panjang hidup kita, banyak hal bakal berubah. Kamu akan lulus sekolah, mungkin juga pergi meninggalkan rumah untuk kos di tempat kuliahmu nanti, atau mungkin bekerja. Belum lagi kalo terus berpindah-pindah tempat tinggal dan bekerja di lebih satu tempat, kita akan banyak menemukan yang serba baru.

Kondisi seperti ini, seringkali bikin bete kan? Mungkin kudu memulai lagi dari awal untuk menata pergaulan dengan lingkungan sekitar. Butuh waktu yang nggak sebentar euy. Tapi yakinlah, kalo kamu gabung dengan komunitas anak ngaji, dan ikut kajian di sana, kamu bakalan nggak bete. Kenapa?
Karena di mana pun kamu berada bakalan ketemu orang-orang yang menganut nilai-nilai yang sama dan berjuang untuk tujuan yang sama. Ini akan membuat kita punya motivasi yang tak ada habisnya sepanjang hidup kita. Di mana pun dan kapan pun. Insya Allah stabil, aman, dan terkendali.
Oke deh, semoga beberapa keuntungan ngaji dan gabung dengan komunitas anak ngaji ini bisa membuatmu kagak bete lagi. Sebaliknya, kita songsong kehidupan masa depan yang lebih baik. Apalagi jika tujuan kita selama ngaji tercapai, yakni ingin melanjutkan kembali kehidupan Islam di bawah naungan Khilafah Islamiyah. Wuih, senengnya bisa ikutan ber-juang. Jadi, ngaji yuk! Heu.euh!



http://photos-e.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc6/264869_236218696398733_198909196796350_771252_4136563_s.jpg