Kamis, 01 April 2010

Tendensi cinta dalam ukhuwah

Tendensi cinta dalam ukhuwah

Kadang sering kali kita terjebak oleh slogan atawa ungkapan-ungkapan yang memprovokasi kita dengan kata-kata cinta apalagi kata-kata pada sya’ir lagu pada zaman sekarang yang mengagungung-angungkan cinta sehingga terasa bahwa cinta itu labih pantas diperjuangkan dari pada agama, keluraga, bangsa bahkan diri sendiri. Yang pada ahkirnya saya tertarik untuk mengomongkan tentang cinta walau saya buakan pakar cinta atawa punya gelar dalam studi kelayakan tentang cinta. Cinta dalam pandangan umum yaitu hal tidak dapat dikaitkan dengan hal yang bersifat kongkrit misalnya kita mencintai seseorang karena cantiknya, kayanya, tampanya, kalau cinta kita karena tendensi yang bersifat kongkrit itu bukanlah cinta. Cinta sesungguhnya merupakan hal yang abstrak yang tidak bias dikaitkan dengan hal yang bersifat nyata, misalnya kita mencintai seseorang lalu kita ingin mengungkapkan cinta kita padanya atawa kita ingin menggambarkan/menceritakan cinta kita pada orang lain betapa cintanya kita pada dia, tentu tidak akan bisa tergambarkan, karena cinta itu merupakan suatu hal yang abstrak. Banyak sekali teori tentang cinta seperti filsuf dari Germany yaitu Eric form yang menyatakan bahawa cinta itu tidak memandang lapisan social, ras, kasta bahkan agama. Tentunya kalau kita tidak mengambil konsep cinta yang benar, yang sesuai dengan dienul Islam maka akan sangat tidak relevan dengan our daily live, akan kontra dengan kanyataan yang kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh misalnya seorang yang telah barumah tangga selama bertahun-tahun tapi tidak ada rasa cinta selama mereka mengarungi bahtera rumah tangga, atau kenapa ya kok sorang ustad jarang yang falling in love terhadap artis, ini baru misal kalau ada perlu dipertanyakan ustadnya soleh atawa toleh. Then we take other example, kenapa ada orang yang tampan tapi dia dapat istri yang jelek, tapi kenapa suaminya bengitu cinta pada dia, atawa contoh lain seorang yang menikah tapi sebelumnya tidak kenal bahkan tidak pernah ketemu sama sekali tapi bisa langsung cinta dan mengarungi rumah tangga sampai akhir hayat. Pada hal disisi lain banyak orang yang pacaran bertahun-tahun tapi baru akad beberapa bulan saja sudah cerai. Apa lagi kalau kita lihat pernikahan selebritis Indonesia coba tengok kisah pernikahan yang Cristina penyanyi dangdut dengan seorang pengusaha baru beberapa bulan sudah bercerai (eh jangan di bilang kalau saya penggemar infotaiment…he he he it’s just example). Jadi apa makna cinta? Apakah dalam Islam tidak ada pembahasan tentang cinta? Apakah ada konsep-konsep cinta dalam Islam?

Karena Islam merupaka addienun syamilun yaitu agama yang mecakup segala aspek kehidupan tentu ada konsep cinta dalam Islam. Islam memandang cinta didasarkan pada satu hal yaitu cinta yang tendesinya Alloh dan karena Alloh. Cinta pada Alloh dan mencintai karena Alloh. Cinta merupakan karuania dari Alloh, sehingga tidak perlu adanya pengushaan ataupun ponolakan cinta. Sehingga apabila seorang muslim mencitai sesuatu atau mencintai seseorang dia tidak kuasa menolak kehadiran cinta tersebut atau berusaha mencintai sesuatu yang memang tidak dia cintai. Kapan rasa cinta itu tumbuh pada sesuatu atau seseorang dalam hal ini akan bebanding lurus dengan besarnya cinta orang tersebut pada Alloh Swt atau refleksi cinta pada Alloh yang tercerminkan cintanya pada sesuatu atau orang yang dia cintai. Maka ketika seorang muslim mencintai Alloh maka Alloh akan mengruniakan cinta dia terhadap orang-orang yang di cintai Alloh. Hikmahnya yaitu orang tersebuta akan mencintai hal-hal yang dicintai Alloh & orang-orang yang dicintai Alloh Swt, Sufian Ibnu kuyaimah guru dari Imam Syafi’I mengatakan “ barang siapa yang mencuintai Alloh maka akan mencintai siapa saja yang dicintai oleh Alloh”. Walaupun orang itu belum lama bergaul dengan dia atawa bahkan tidak pernah ketemu atau kenal dengan dia. Karena dia akan faham siapa-siapa orang yang dikarunia dan dicintai oleh Alloh Swt, maka tidak aneh jika baru pertama ketumu langsung timbul cinta (mahabba) yang dalam hadits disebut al mutabbani (dua orang yang saling mencintai). Sehingga pepatah “tak kenal maka tak saying, tak saying maka ta cinta” sangat tidak cocok sekali dikorelasikan dengan konsep cinta dalam pandangan Islam atau konsep cinta secara umum. Seperti halnya pepatah jawa “tresno jalaran soko kulino” love coused by usually, ini kan sangat bertentangang dengan cinta pada pandangan Islam. Tapi kalau cinta yang disandarkan kerana Alloh walau tidak kenal atau tidak pernah ketemu bisa langsung jatuh cinta, ini cinta yang didasarkan karena Alloh, sehingga Alloh akan menumbuhkan rasa cinta. Walau dia hanya kenalan lewat chatting saling messaging lewat blog tawa e-mail tapi kalu memang satu aqidah dan mempunyai satu manhaj/jalan yang sama maka Alloh akan menumbuhkan dan menyuburka cinta di dalam dada mereka. Sehingga tidak jarang orang muslim yang starting their family dengan lantaran dunia maya. Sehingga terjalin ukhuwah yang erat walau hanya lewat chat yang mereka tidak kenal dan tidak tau wajah masing-masing. Inilah hikmah dari orang-orang yang mencintai Alloh. Selama kita mencintai Alloh dia mencintai Alloh maka kita tidak akan mampu menolak rasa cinta yang hadir di dalam diri kita. Yang terkadang dalam didri kita ada nafsu yang berbicara lain, mengapa sich anda mencintai dia padahal kan dia itu tidak cantik, tidak kaya, dan dia itu dari negeri yang memusuhi negeri Anda”. Walaupun juga sesama muslim di pisah-pisahkan oleh negera masing-masing tapi perasaan satu dienulloh itu yang membuat rasa cinta merekatkan muslim yang berbeda-beda negara, ras, suku dan warna kulit. Rasa gembira akan meliputi seorang muslim kala dia bertemu dengan muslim lain dibelahan dunia ini. Walau hany Cuma lewat chatting atawa mereka saling memberi ucapan salam pada blog yang dimiliki seorang muslim. Tendesi cintalah yang menetukan besarnya cinta kepada Alloh dan kedekatan seorang pada nafsunya. Ini merupakan kunci kesuksesan yang dicapai para pendahulu kita dalam membina ukhuwah dan kebersaman dalam da’wah maupun membina keluraga. Karena sebagai landasan cinta mereka berangakat dari lndasan awal cinta yaitu cinta pada Alloh Swt. karena dalam hatinya yakin Alloh lah yang mengatur rasa cinta pada dirinya. Sehingga menikah tanpa tau calon istri atau suami tidaklah masalah, akhirnya saat mereka pertama berjumpa pada pandangan pertama akan langsung timbul rasa cinta walaupun istri tidak cantik atau suaminya tidak tampan tapi tidak ada rasa penyesalan dalam diri mereka kerana landasan utamanya adalah mencintai Alloh, sehingga Alloh mengaruniakan rasa cinta, karena besarnya cinta pada pasangannya tergantung besarnya cinta pda Alloh Swt.

Semoga Alloh sentaisa merekata ukhuwah sesama muslim karena mencintai Alloh dan saling mencintai karena Alloh. Kerana Alloh lah yang menggengam hati setiap insan. Wallohu’alam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar