Jumat, 15 Juli 2011

Jangan Tinggalkan Aku



وَإِنْ مِنْكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا كَانَ عَلَى رَبِّكَ حَتْمًا مَقْضِيًّا

Tidak ada diantara kalian, kecuali akan mendatangi jahannam. (Oleh karena) itu merupakan keputusan Tuhanmu yang telah ditetapkan (QS. Maryam, [19]:71).



Adalah Abdullah bin Rawahah yang terus menerus menjatuhkan badan di kamarnya. Ia menangis, berlinang air mata.



Melihat suaminya tak berdaya, istrinya pun ikut menangis.



Abdullah bertanya pada sang istri, "Kenapa engkau menangis sayangku?" Ia menjawab, "aku menangis karena melihatmu menangis."



Suasana hati Abdullah begitu terharu, sebab tak layak istri bergembira di kala suami begitu dalam bersedih. Istrinya seolah menyadari, ia pun harus menangis. Ia harus menangis dengan tangisan yang tidak dibuat-buat, sebuah tangisan yang terbit dari ta'diib (pendidikan) suami berkualitas, seorang sahabat Rasulullah!



Kemudian Abdullah menjelaskan, "Sayang, aku menangis karena mengingat ayat Allah yang mengatakan, bahwa tidak ada seorang pun dari kalian kecuali akan mendatangi neraka jahannam. Aku tidak tahu, apakah aku akan selamat darinya atau tidak?".



Seorang yang akan selamat nanti, bukanlah seseorang yang dibuat sedih oleh perkara-perkara hari ini. Sebab mereka yakin, baik dan buruk yang ia terima di dunia adalah ujian dari Allah Yang Mahamenguji. Kekurangan harta, ditinggalkan seseorang yang sangat dikasihi, serta ujian-ujian lain, sejatinya adalah evaluasi untuk meningkatkan kualitas dirinya.



Namun kemalangan di akhirat, bukanlah ujian. Kemalangan di akhirat adalah kemalangan hakiki yang penyesalan tidak akan bermanfaat, tebusan dan syafaat adalah harga mahal.



Tapi Allah telah memutuskan dan keputusannya tidak akan pernah berubah, "Tidak ada seorang pun dari kalian kecuali akan mendatangi neraka jahannam".



Seluruh orang, baik yang berbuat kebajikan (al-birr) atau berbuat kedurhakaan (al-faajir) seluruhnya akan tertunduk di sekitar neraka jahanam, menyaksikan kedahsyatan, kengerian, ketakutan, kecemasan, dan seluruh perasaan berkumpul hingga tidak bisa dijelaskan. Kita tidak akan mampu melakukan apapun, walau hanya mengangkat kepala untuk menengadah di depan jahannam. Kita semua akan bertekuk lutut tak berdaya (jitsiyya) di hadapan timbangan keadilan Allah Yang Maha Adil.



Namun Allah Mahaadil, Mahatahu siapa yang layak untuk menjadi penghuni (al-muqir) dan siapa diantara mereka yang cukup melewat saja (al-murir). Allah mengetahui siapa diantara mereka yang berhak masuk jahannam,



ثُمَّ لَنَحْنُ أَعْلَمُ بِالَّذِينَ هُمْ أَوْلَى بِهَا صِلِيًّا

Kemudian Kami sungguh tahu terhadap orang yang lebih berhak masuk neraka jahanam (QS. Maryam, [19]:70).



Meskis seluruh manusia pasti mendatangi jahanam, tapi hanya orang tertentu saja yang Allah tinggalkan untuk menetap di tempat yang penuh dengan nista itu.



Kemudian Allah berfirman,



ثُمَّ نُنَجِّي الَّذِينَ اتَّقَوْا وَنَذَرُ الظَّالِمِينَ فِيهَا جِثِيًّا

Kemudian Kami menyelamatkan orang-orang bertaqwa dan Kami biarkan orang-orang dzhalim tetap tertunduk di dalamnya (QS. Maryam, [19]:72)



Seluruh makhluk yang bertekuk lutut--setelah sesaat merasa khawatir karena dihadapkan pada jahannam--sebagian dari mereka kemudian bernafas lega, bergembira, dan berseri-seri. Mereka adalah orang bertaqwa, merekalah yang diselamatkan Allah dari naasnya hari itu.



Dan yang tersisa, merekalah yang ditinggalkan di jahanam, dan masih dalam keadaan bertekuk lutut.

http://photos-d.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc6/269443_236194199734516_198909196796350_771191_7389123_s.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar