Jumat, 25 Maret 2011

Pilihanmu Begitu Mulia (Philosophy)

Bismillahirrahmanirrahiim

Beberapa waktu yang lalu ana mempublishkan sebuah catatan di salah satu profil ana yang lainnya yang kira begini isinya:

Mempersilahkan seseorang yang dicintai untuk menikah dengan seseorang yang tepat ketika kita belum siap adalah bentuk dari sebuah pilihan yang bijaksana. Jika kita mencintainya karena ingin menjaga kesuciannya, bukankah dengan mempersilahkannya menikah maka kesuciannya akan terjaga daripada kesuciannya masih dapat terancam oleh orang lain ketika kita melarangnya untuk menikah dengan seseorang yang tepat baginya?

Saudaraku, bukankah tindakanmu ini begitu Indah?

Bukankah lebih baik ada yang menjaganya daripada kesuciannya terancam?

Bukankah usahamu ini akan berbuah Syurga?

Maka, Jangan bersedih orang2 yang ditinggalkan menikah oleh orang yang kalian harapkan.

Karena pilihanmu begitu mulia...

Ada beberapa kesalah fahaman yang kadang menjadi pertanyaan dari para pembaca, oleh karena itu ada baiknya jika ana jelaskan lebih mendalam maksud dari cataan tersebut agar tidak terjadi kesalah fahaman

Apa yang ana tulis itu ialah mengenai suatu fenomena yang mungkin terjadi di kalangan muslim/muslimah yang belum menikah.

Terkadang diantara mereka, ikhwan pada biasanya, merasa memiliki sebuah 'kesempatan' yang menjadikan dia mampu mengajak seorang muslimah untuk menikah, namun pada saat itu dia belum memiliki kesiapan untuk meminang muslimah tersebut, sehingga hal itu bisa jadi dapat mendorong diri si ikhwan untuk meminta muslimah tersebut menunggunya hingga si ikhwan siap untuk meminang muslimah tersebut.

Dengan beberapa analisa, perkara yang terkadang ana khawatirkan dalam hal ini khususnya pihak muslimah, dimana ketika komitment telah ditetapkan diantara mereka, setidaknya muslimah ini telah menutup pintu hatinya untuk menerima pinangan dari ikhwan lainnya dalam masa penantian tsb, hal itu menjadikan muslimah tersebut menunda kesempatan bagi dirinya untuk menikah dengan orang yang telah siap meminangnya ketika pada saat itu dia telah berkomitment dengan ikwhan yang memintanya menunggu. Padahal, belum tentu pula ikhwan tersebut adalah

jodohnya.

Dan yang lebih ana khawatirnya lagi dalam masa penantian yang 'dirancang'' ini, menjadikan keduanya saling tunggu-menunggu, hingga pada suatu ketika dalam masa penantian tersebut khawatirnya muslimah itu ternyata dianiyaya oleh orang yang tidak bertanggung jawab, sehingga membuat sesuatu aib, dan dikhawatirkan hal ini belum tentu akan menjadikan ikhwan tadi mau menikahinya lagi. Padahal bisa jadi muslimah tersebut memiliki kesempatan untuk menikah dengan laki-laki lain yang siap meminang dan menikahinya dalam masa penantian tersebut namun karena aib tersebut menjadikan komitment yang telah dirancang tadi menjadikan mereka berfikir ulang bahkan merubah komitment mereka karena sesuatu hal yg diluar perkiraan mereka.

Jadi dalam tulisan itu ana menghimbau bagi para ikhwan/akhwat yang punya kemampuan untuk 'meluluhkan' calonnya untuk menunggunya tak perlulah dia merasa sedih karena calonnya itu menikah dengan ikhwan lainnya, karena pilihan dia dengan rela mempersilahkan calonnya itu untuk menikah dengan yang telah mapan untuk menikahi si calon adalah pilihan yang baik dan lebih menjaga kesucian muslimah tersebut.

Dalam hal ini ana yakin bahwa hal ini bukan perkara mempersilahkan orang lain terlebih dahulu dalam beribadah, dalam konteks, dimana ibadah disini adalah pernikahan, melainkan hal ini merupakan himbauan agar seseorang mempersilahkan orang yang lebih siap untuk menikahi calonnya agar dengan itu calonnya itu terjaga kesuciannya dengan pernikahan daripada dia menjadi fitnah bagi orang lian hingga bisa menyebabkan aib?.

jika kita menikah dengannya berharap dapat menjaga dan memelihara dia, bukankah selama kita belum mampu menikahinya maka lebih baik jika dia dinikahkan dengan muslim yang sholeh lainnya agar dengan itu kehormatannya terpelihara?. Insya Allah

Kira-kira demikian maksud dari tulisan ana yang sebelumnya

semga tulisan tersebut tidak menjadi kesalah fahaman lagi

Insya Allah

Semoga Allah memaafkan aku ketika aku bersalah

Allahuma Amiin

senyum*

Afwan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar