Senin, 23 Mei 2011

Berharap dengan Awal yang baik memperoleh akhir yang baik....

Berharap dengan Awal yang baik memperoleh akhir yang baik....


Di Usiaku yang sudah tak lagi remaja , aku kembali termenung...
Menikah adalah Impian setiap pria dan wanita yang ingin menyempurnakan setengah Diennya.
Banyak sudah dari teman sebayaku yang sudah melepas masa lajang mereka. Bahkan tidak sedikit diantaranya yang sudah menjadi seorang Ibu dan Ayah. Subhanallah... Bahagianya ku menyaksikan Indahnya kehidupan berumah tangga.

Banyak cara yang di tempuh untuk menjemput jodoh/pasangan hidup kita. Di antara banyaknya cara tersebut, PACARAN selalu menjadi pilihan yang mayoritas di ambil oleh lingkungan sekitar kita.
Ada yang memilih tetap bertahan dengan hubungan itu dengan alsan mungkin sudah garis hidupku seperti ini. Sepasrah itukah?? atau memang kita memang enggan untuk beranjak dari kenikmatan yang telah melenakan?? Bukankah Allah berpesan bahwa "Dia tidak akan merubah nasib kita andai kita berdiam diri dan enggan merubahnya?" Itu berarti Allah masih memberi kita kesempatan untuk menjadi baik dan memilih takdir yang lebih baik bukan???
Ada lagi yang tetap bertahan mencintai seseorang yang tidak sepatutnya di pilih. Kenapa?? Pasti ada yang bertanya "SOK TAHU DEH KAMU, EMANGNYA KAMU TUHAN YANG TAHU SEGALANYA?? " Bukan, bukan saya sok tahu.. Saya hanya mengutip pesan Rasulullah agar memilih pasangan yang baik agamanya. Jadi jika memilih seseorang tanpa agama yang baik atas dasar cinta dan nafsu ingin memiliki, itu berarti kita telah memilih orang yang salah dan memilih takdir yang salah.


Lalu saya kembali termenung.. Banyak yang berkata , Kami sudah menjemput jodoh dengan jalan TIDAK PACARAN, dan memilih yang baik agamanya.. Tapi ternyata hasilnya tetap tdk sesuai harapan. Jika pernyataan seperti ini hadir meneror hatiku, aku akn menghibur diri dengan kata-kata ini " Mungkin kebaikan itu bukan pada orang yang kau pilih, melainkan pada jalan yang kau pilih, atau mungkin kabaikan itu terletak pada kesabaran dan keikhlasan kita menerima Ketentuan dari Allah"
Maka aku akan tetap yakin dengan prinsipku untuk menikah tanpa PACARAN.

Jika ada yang berpendapat Pacaran itu untuk mengenal lebih dalam calon pasangan kita? sedalam apa??? Bukankah dalamnya lautan bisa di selami sedangkan hati orang siapa yang tahu?? Lagi pula dalam Pacaran pasti ada saja yang tersembunyi baik itu di sengaja maupun tidak sengaja di sembunyikan. Lalu apa bedanya dengan Ta'aruf yg hanya mengenal 3bulan. Yang justru lebih aman dan menyelamatkan iman.


Aku hanya ingin mengawalinya dengan jalan yang baik.. Dan semoga aku mendapatkan yang terbaik di perjalanan rumah tanggaku nanti.. Dan mendapat akhir yang baik di akhirat kelak. Aku hanya ingin mencoba berjalan mematuhi rambu-rambu di jalan terjal kehidupan dunia ini.. agar perjalananku yang singkat ini bisa selamat sampai tujuan, Yaitu menatap Wajah Allah dan menjadi Penghuni Jannah-Nya.


Aku hanya ingin melakukan yang terbaik yang bisa aku lakukan.. Meskipun aku tidak pernah tahu apakah amalanku di terima atau tidak oleh-Nya. Apapun yang aku lakukan hanya dengan satu harapan.. Yaitu Rahmat dan Keridhaan-Nya. Karena amalanku tentunya tidak lbeih banyak dari dosaku yang demikian menggunung. Tanpa Rahmat-Nya.. Siapapun dan apapun tidak dapat menyelamatkanku.


Wallahu'alam Bi Shawab.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar